Puasa di bulan Ramadan 1443 Hijriyah menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam. Puasa adalah Rukun Islam yang ketiga.
Bulan Ramadan menjadi bulan yang dinantikan umat Islam setiap tahunnya. Selain dipenuhi keberkahan, pada bulan suci ini seluruh amalan yang dilakukan mendapatkan pahala berlipat.
Tetapi, banyak orang yang menghabiskan bulan penuh berkah tersebut dengan tidur-tiduran semata.
Kondisi tubuh yang terasa lemas saat puasa seringkali dijadikan alasan untuk tidur sepanjang hari, usai makan sahur atau setelah shalat Subuh hingga jelang berbuka.
Lantas, apakah tidur sepanjang hari dapat membatalkan orang yang puasa?. Dirangkum dari berbagai sumber. Jawabannya, tidak batalkan puasa
Namun demikian, apabila sampai meninggalkan shalat dan kewajiban lainnya, maka termasuk perbuatan dosa.
Tidurnya itu sendiri sebenarnya tidak membatalkan puasa. Jam-jam puasa yang yang merupakan kesempatan baik untuk mendapatkan pahala besar, tapi disia-siakan
Oleh karena itu, perlu lebih diluruskan lagi perkara tidur saat bulan Ramadan ini.
Orang puasa, kalau tidurnya saja (pasif) sudah dinilai ibadah, maka amal ibadahnya (aktif) pahalanya jauh lebih banyak, lebih besar.
Tidur tidak membatalkan puasa, pun begitu tidur juga tidak mengurangi pahala puasa.
Syamsul bahkan menyebut, tidur lebih baik daripada tidak tidur tetapi melakukan perbuatan-perbuatan yang justru mengurangi kualitas puasa, seperti ghibah.
Namun, bukan berarti saat puasa dianjurkan untuk tidur.
Tidur sendiri sering dikatakan sebagai perbuatan yang baik ketika puasa bahkan disebut sebagai sunah
Tetapi bukan berarti itu anjuran untuk sering tidur, tentu bekerja atau beraktivitas akan lebih baik dari tidur, pemahamannya begitu