Tak Ada Dampak Sertifikasi Guru Untuk Hasil Belajar Siswa

Uncategorized92 views

Refleksi pendidikan guru Indonesia perlu tinjauan kritis.  Pasalnya, hasil  penelitian yang dilakukan oleh World Bank menyimpulkan bahwa program sertifikasi guru Indonesia tidak berdampak pada hasil belajar siswa.

Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional /Kepala Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan,  Dr Iwan Syahril PhD mengungkapkan, temuan studi RISE tentang Pendidikan Profesi Guru (PPG) diantarnya  metode supervisi klinis belum berjalan baik, guru pamong dan dosen pembimbing terlalu sibuk.

“Rekomendasi untuk PPG diantaranya, kembangkan inovasi dengan model-model alternatif,  seleksi masuk berkualitas tinggi, pengusaan konten yang kuat, penekanan pada field experience yang berkualitas, visi pengajar yang sesuai standar yang diinginkan dan sistem akuntabilitas,” tuturnya  dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di  Universitas Negeri Semarang (Unnes) melalui Webinar dengan tema “Kampus Merdeka: Membangun LPTK Berkarakter Berkelas Dunia.” Webinar dilakukan secara daring dengan Zoom dan disiarkan langsung melalui live di Youtube, Sabtu (2 Mei 2020).

Sebanyak 5  narasumber yang hadir selain Iwan Syahril, yakni Staf Khusus Mendikbud Bidang Pembelajaran Dr Ir  Subandi Sardjoko MSc, Atase Pendidikan KBRI Singapura Dra Veronica Enda W MSc, Professional Teacher Educator Itje Chodidjah MA PhD  dan Ketua Senat Unnes Prof Dr Soesanto MPd.

Ia mengungkapkan. pengajar PPG harus memiliki pengalaman mengajar di sekolah. PPG Kampus Merdeka sebagai katalisator lahirnya sekolah penggerak.

“Sehingga murid mampu beraklak mulia, mandiir, bernalar, kritis, gotong royong, berkebhinekaan global,” tegasnya.

Pembicara lain, Subandi Sardjoko mengungkapkan, hasil pembelajaran belum maksimal dan lulusan pendidikan tinggi banyak yang belum  terserap  di dunia kerja.

“Harus ada sinergi kerja sama industri, perguruan tinggi dan pemerintah. Lulusan perguruan tinggi diharapkan memiliki kecakapan esensial yang diperlukan dalam membentuk karakter unggul. Untuk itu diperlukan pendidik yang memiliki kecakapan mumpuni untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas,” kata Subandi.

Sementara itu, Itje Chodidjah MA PhD  menyampikan  keberhasilan siswa bergantung pada kompetensi guru. Guru harus tahu persis arah siswa. Kompetensi guru itu meliputi  professional, sosial, pedagogi, dan kepribadian.

“Merdeka belajar lebih ditujukan membangun kompetensi bukan sekadar menyenangkan guru atau orang tua,” kata Itje Chodidhdjah.

Rektor Unnes, Prof Dr Fathur Rokhman dalam sambutanya menyampaikan, tema seminar Hardiknas  dilandasi arahan Mendikbud tentang kebijakan pembangunan SDM unggul.

Ia menjelaskan Unnes sebagai  LPTK memiliki tantangan dan peluang untuk melakukan akselerasi dalam memberi peran bagi pembangunan SDM Indonesia. Sesuai arahan Mendikbud, dalam melakukan implementasi Kampus Merdeka Unnes akan melakukan berbagai akselerasi, diantaranya menuju PTN BH, pengembangan kurikulum kampus merdeka, program magang, dan pengembangan LPTK bereputasi dunia.

“Pada peringatan Hardiknas ini saya mengutip pesan Ki Hajar Dewantara ‘Jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan jadikan setiap orang menjadi guru’ Meski kita menjaga jarak, namun kebersamaan dalam semangat menjadi kekuatan melewati terpaan. Saatnya menjadi indah dengan sabar menghadapi musibah yang semoga segera berlalu.” kata Prof  Fathur Rokhman.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *