Tahun ini tidak ada prosesi pengibaran bendera merah putih di puncak Gunung Slamet. Padahal biasanya, setiap 17 Agustus ada ribuan pendaki yang merayakan hari kemerdekaan di puncak tertinggi di Jawa Tengah ini
Baca Juga : Gunung Slamet Berstatus Waspada, Pilih Kibarkan Bendera Merah Putih di Puncak Sindoro
Koordinator SAR Pos Bambangan Purbalingga, Slamet Ardiansyah mengatakan, biasanya pada momentum peringatan HUT Kemerdekaan tahun-tahun sebelumnya, tercatat hingga ribuan orang mendaki gunung tertinggi di Jawa Tengah tersebut.
Baca Juga : Golaga Purbalingga Aman Dikunjungi, Walapun Gunung Slamet Waspada
“Jalur masih ditutup karena statusnya masih level II, karena sudah tahu statusnya level II, para pendaki (memilih) naik ke gunung yang dibuka, seperti Gunung Sindoro, Prau dan Merbabu,” ujar Slamet kepada cyber media lintas24.com, Sabtu (17 Agustus 2019)
Baca Juga : Status Waspada, Gunung Slamet di Jawa Tengah Berpontensi Erupsi Magmatik
Tidak adanya perayaan HUT Kemerdekaan di puncak Gunung Slamet juga ditegaskan oleh Junior Manajer Bisnis Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Sugito. Dia mengatakan jika jalur pendakian Gunung Slamet hingga saat ini masih ditutup.
Baca Juga : Gunung Slamet Waspada. Pendaki Diminta Turun
“Jalur pendakian yang kami kelola masih ditutup, (sehingga) tidak ada peringatan 17-an di puncak,” ujarnya.
Kepala BPBD Kabupaten Purbalingga, Umar Fauzi mengatakan, status Gunung Slamet saat ini masih pada level waspada. Pada radius 2 kilometer, dilarang ada aktifitas. Sehingga, pos pendakian juga ditutup demi keamanan.
“Status gunung berapi belum berubah atau diturunkan levelnya dalam waktu cepat. Hingga akhir pekan nanti status Gunung Slamet masih bertahan pada level II atau Waspada.Belum bisa dipastikan kapan kembali dibuka. Kami masih terus berkordinasi dengan pihak terkait, termasuk dengan kabupaten lain yang berada di lereng Gunung Slamet meliputi Pemalang dan Banyumas,” katanya