Syafii Efendi, Presiden Organization of Islamic Cooperation Youth: Pemuda Harus Berani Keluar Dari Zona Nyaman

Uncategorized95 views

Presiden Pemuda Organisasi Kerjasama Islam (Organization of Islamic Cooperation Youth), Syafii Efendi menilai karakter pemuda harus dapat bersaing di kancah global. Pemuda harus berfikir global dan bertindak lokal.

“Khususnya anak-anak muda di Purwokerto dan sekitarnya harus mau berpikir global dan bertindak lokal, serta akrab dengan teknologi informasi. Sebaliknya, anak-anak muda yang tidak akrab dengan teknologi di era revolusi industri 4.0 ini, akan digilas oleh zaman,” ungkap Syafii Efendi yang juga Motivator muda Indonesia dalam Seminar Nasional Kewirausahaan di Era Milenial di Gedung Ikatan Persaudaran Haji (IPHI) Kabupaten  Banyumas di Jalan Gerilya Barat Purwokerto, Sabtu (2 Nopember 2019).

Ia mengungkapkan, robot akan menggantikan fungsi manusia. Seperti GoJek yang menggantikan Ojek, Ruang Guru yang menggantikan guru, kemudian seperti di Amerika Tesla yang menggantikan mobil autopilot.

“Untuk itu, saya mengajak agar anak-anak muda di Eks Karesiudenan Banyumas, untuk berani keluar dari zona nyaman. Banyumas dengan ibukotanya di Purwokerto ini kota yang sangat nyaman. Buktinya, punya uang Rp 5.000 di kota ini, bisa hidup untuk beli mendowan. Makanya, agar anak-anak muda di Banyumas ini tidak terlena dengan zona nyaman, harus dirubah mindsetnya. Yakni  menjadi jiwa petarung, mau ke luar dari Banyumas, merantau  ke berbagai kota maupun ke kota-kota di dunia, agar wawasannya luas dan memiliki jiwa petarung yang tangguh”, tutur Syafii Efendi

Untuk menjadi pemuda beriwa petarung, lanjut Syafii Efendi, pemuda memang harus ditanamkan kemandirian sejak dini. Berusaha dan menekuni bisnis apapun, harus digeluti dengan serius, ulet, mandkiri dan tahan banting.

“Di sini, saya tekankan, kemandirian itu penting ditanamkan sejak dini. Ini untuk merubah mindset, bahwa setelah lulus sekolah maupun kuliah, menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).Hapus jauh-jauh cita-cita menjadi PNS, tapi jadilah pengusaha yang mandiri dan sukses,” tegas Syafii dengan penuh semangat.

Tampil pula sebagai nara sumber dalam kesempatan itu, Sherly Annavita (27), seorang  milenial influencer yang juga dosen Hubungan Internasional Universitas Paramadina, Jakarta.

“Saya melihat 90 persen anak-anak muda sekarang itu  apatis dan hanya menunggu. Sekarang bukan saatnya menunggu. Tapi beranilah berkreasi. Anak-anak muda sekarang, minimal 8 jam menggunakan medsos. Gunakan medsos itu untuk memperlebar jaringan bisnis secara cerdas,”  ujar Sherly yang memyelesaikan Master of Social Impact Investment dari Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia ini.

Seminar diikuti 1500 pemuda, sebagian besar mahasiswa dari berbagai perguruan  tinggi di Purwokerto dan sekitarnya, seperti dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Wijaya Kusuma (Unwiku), Politeknik Kesehatan (Poltekkes), Universitas Harapan Bangsa (UHB), Universitas Perwira Purbalingga (Unperba), Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan sebagainya. Seminar ini diselenggarakan oleh Wirausahawan Muda Nusantara (Wimnus) Jawa-Tengah, yang diketuai  Slamet Muridan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *