Siswa SMA Negeri 1 Rembang dan warga Desa Wlahar Kecamatan Rembang berlatih membuat wayang suket langsung dari sang pengrajin Badrianto. Pelatihan ini difasilitasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga
“Pesertanya itu ada 12 orang, enam dari warga Desa Wlahar dan enam dari,” kata Kasi Industri Non Argo pada Dinperindag Purbalingga, Wasis Pambudi kepada cyber media lintas24.com, Selasa (22 Oktober 2019).
Wasis menjelaskan pelatihan pembuatan wayang suket ini dalam rangka mengenalkan sekaligus upaya untuk melestarikan kerajinan wayang suket di Kabupaten Purbalingga. Apalagi proses pembuatan wayang suket yang rumit dan membutuhkan waktu sehingga dirasa perlu adanya pelatihan pembuatan wayang suket, sehingga produksi wayang suket semakin meningkat.
“Untuk sementara memang kami ini kan awal untuk pengenalan pelatihan membuat wayang suket dengan waktu selama sepuluh hari (21-30/10),” ujarnya.
Dengan pelatihan pembuatan wayang suket ini diharapkan wayang suket dapat dikenal oleh masyarakat luas dan mampu menjadi salah satu ikon Kabupaten Purbalingga. Dan setelah pelatihan tersebut berhasil, masyarakat setempat dan pelajar di wilayah Kecamatan Rembang dapat menularkan pada warga desa juga pelajar yang lainnya.
“Sebenarnya di Bagian Perekonomian ada pesanan wayang suket sebanyak 2.000, tapi karena ini kan kerajinan tentu butuh proses untuk membuatnya, soalnya dari segi bahannya aja kan susah harus suket kasuran,” terang Wasis.
Badrianto mengaku senang dengan adanya pelatihan pembuatan wayang suket karena ia dapat menularkan ilmu pembuatan karya seni kepada masyarakat dan pelajar. Tentunya ia berharap dengan pelatihan tersebut akan semakin banyak warga ataupun pelajar yang dapat membuat wayang suket sehingga dapat meningkatkan produksi wayang suket.
“Bahan baku wayang suket ini masih kekurangan, untuk pelatihan pun harus sambil mencari. Namun dari Dinas Pertanian sendiri sudah menyiapkan lahan untuk pembudidayaan rumput kasuran,” pungkas Badrianto.