SIP Publishing Luncurkan Buku Sang Desainer Batik, Kumpulan Cerpen Karya Penulis Cilik Purbalingga

Uncategorized107 views

Satria Indra Prasta (SIP) Publishing meluncurkan buku antologi cerita pendek (cerpen)  bertajuk Sang Desainer Batik. Buku ini merupakan kumpulan cerpen karya terbaik 23 peserta Lomba Penulis Cilik Purbalingga 2019.

Owner SIP Publishing, ‎Indra Defandra menuturkan, untuk terus menggairahkan dan menumbuhkan semangat menulis bagi  anak anak, SIP Publishing telah menyelenggarakan  Lomba Penulis Cilik Purbalingga 2019 pada 10-20 Oktober 2019. Cerpen-cerpen ini merupakan karya anak-anak Purbalingga dengan batas usia tertinggi 13 tahun. Tema ceritanya beragam dan mengandung pesan moral.

“Dalam lomba ini, tercatat 40 orang mengirimkan cerpen. Setelah melalui penjurian terpilihlah 23 cerpen terbaik. Untuk penjurian, kita dibantu Pak Thomas Utomo,” tuturnya kepada cyber media lintas24.com yang  terintegrasi dengan tabloid elemen, di Rocket Chiken Purbalingga, Minggu (24 Nopember 2019).

Indra Defandra menambahkan, antologi cerpen ini diharapkan menjadi perangsang masyarakat khususnya anak-anak untuk merawat serta terus menumbuhkan budaya literasi. Melalui buku ini, pembaca tidak hanya mendapatkan kegembiraan, kelucuan, dan keharuan, tetapi juga mendapatkan ilmu untuk lebih mencintai budaya positif Nusantara dan karakter luhur bangsa.

Diana Alexmenzis (tengah) saat menerima piala Lomba Penulis Cilik Purbalingga 2019 dari Thomas Utomo di Rocket Chiken Purbalingga, Minggu (24 Nopember 2019). Foto: Mahendra Yudhi Krisnha

“Saya yakin, menulis di tengah rendahnya budaya literasi adalah sesuatu yang heroik,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Thomas Utomo atau yang biasa disapa Totok. Ia meyakini,  menulis membutuhkan kosakata yang diperoleh dari membaca. Namun,  literasi tidak hanya membaca, tetapi harus dilanjutkan dengan menulis.

“Bagaimana dapat terampil menulis jika jarang membaca?, seharusnya, seteleah memiliki bahan untuk menulis, tantangan selanjutnya adalah mengembangkan gagasan. Proses inilah yang biasanya membuat orang malas menulis,” tuturnya.

Ia menambahkan, untuk kualitas para penulis cilik di Purbalingga tidak kalah dengan Kabupaten lainnya. Para penulis cilik ini menulis lebih dari dari 1000 kata dengan kosa kata yang beragam. Harapannya, dengan banyak membaca akan membuka wawasan baru sehingga ketika menulis akan terasa ringan.

“Jujur saja, kualitas tulisan dari penulis cilik ini sudah baik.  Semoga setelah ini akan muncul penulis penulis muda asal Purbalingga yang akan meramaikan khasanah literasi di Indonesia,” tuturnya.

Dalam buku ini banyak kisah dengan tema-tema yang menarik, diantaranya kisah Nafisah yang bercita-cita menjadi desainer batik. Dia rajin membaca berbagai buku tentang batik. Namun, cita-citanya terhalang larangan Tante dan Kak Naisa. Teman-teman di sekolah, juga sering mengolok-olok. Kata mereka, belajar batik itu kuno dan tidak keren. Apakah Nafisah dapat mewujudkan cita-citanya?

Di sisi lain, ada cerita Lilis, gadis tomboy yang pandai bermain pencak silat. Tiba-tiba, orang tua memintanya melanjutkan sekolah keluar kota. Lilis ragu-ragu. Haruskah dia menuruti keinginan orang tua? Lalu, bagaimana dengan keterampilan pencak silatnya?

Ada pula cerita Gilang, anak Jakarta yang ditugaskan guru untuk mewawancarai pemain kuda lumping, padahal, tidak ada satu pun pemain kuda lumping di sekitar tempat tinggalnya. Bagaimana dia bisa bertemu pemain kuda lumping? Apa tugas dari guru dapat diselesaikan?

Dalam Lomba Penulis Cilik Purbalingga 2019 ini, cerpen berjudul Sang Desainer Batik karya Safaras Aufa Azalia menjadi judul terbaik, Diana Alexmenzis menjadi juara kedua dan Binta Mutia Subroto menjadi juara ketiga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *