Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa selama 10 tahun terakhir partainya kerap diperlakukan secara tidak adil oleh publik. Partai Demokrat dicap seolah-olah sebagai sarang koruptor.
“Ada sedikit ketidakadilan karena mungkin Demokrat saat ituruling party meski partai lain banyak juga yang korupsi,” kata SBY Kamis (14/5/2015) petang.
Sejumlah elite Demokrat memang terjerat kasus korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi, seperti Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Nazaruddin, Jero Wacik, Sutan Bhatoegana, dan Angelina Sondakh.
Namun, SBY menilai, terjeratnya sejumlah elite Demokrat itu disebabkan karena dia selaku Presiden saat itu tidak pernah mencoba mengintervensi KPK.
“Tetapi, karena gempuran pengamat politik, seolah hanya Partai Demokrat. Saya kan pemimpin waktu itu, Presiden. Saya harus adil untuk semua. Tidak boleh menyuruh KPK menangkap atau membebaskan seseorang,” ujar Presiden dua periode ini.
Saat itu, sebagai pemimpin negara, SBY mengaku hanya berpesan satu hal kepada KPK, yakni tidak melakukan penegakan hukum secara tebang pilih. “Saya tidak mungkin melindungi kalau ada kader Demokrat terjerat korupsi,” ujarnya.