Saresehan Kebangsaan bertajuk Merajut Kebhinekaan, Kawal NKRI Berdasarkan Pancasila Agar Purbalingga Semakin Maju diselenggarakan di Pendopo Dipokusumo, Rabu (30 Oktober 2019).
Saresehan ini diikuti sekitar 1.300 peserta dari berbagai kalangan tokoh masyarakat seperti : Rumah Pancasila, masyarakat pendidikan, masyarakat kesehatan, komponen guru PAI, kawan petani dan masyarakat pertanian, pegiat seni budaya, santri dan komunitas-komunitas yang lain.
Hadir sebagai pembicara, Tokoh Masyarakat Purbalingga, Tri Daya Kartika dengan materi Pancasila sebagai Bintang Penuntun Mewujudkan Cita-cita Bangsa. Selain itu juga tokoh Budayawan Purbalingga, Agus Sukoco dengan materi Merawat Jati Diri Bangsa
Kordinator Rumah Pancasila, Ir Setiyadi MSi yang juga mewakili seluruh komponen masyarakat berharap proses pembangunan yang ada baik infrastruktur maupun sektor lain di Purbalingga bisa terus berlanjut, tidak mengendor.
“Purbalingga telah bergerak maju dari tahun ke tahun. Kita harap pembangunan ini terus berlanjut sehingga kami bangga sebagai masyarakat Purbalingga,” ungkap Setiyadi.
Saresehan kebangsaan ini, menurutnya salah satu penyampaian syukur atas proses demokrasi di Indonesia yang telah berjalan lancar. Saresehan ini juga sebagai upaya bersama untuk menolak gerakan dan dari sekelompok oknum yang tidak sesuai dengan Pencasila dan mengancam keutuhan NKRI.
“Kita tidak ingin Indonesia terpecah belah. Bayangkan jika setiap suku punya ego masing-masing, pasti Indonesia sudah terpecah menjadi 1350 negara, karena di Indonesia ada 1350 suku. Oleh karenannya kita rawat kebhinekaan ini dalam persatuan,” katanya.
Ia menuturkan, ada banyak perkembangan infrastruktur di Purbalingga belakangan ini, mulai dari pelebaran dan peningkatan jalan Purbalinggga – Kaligondang – Pengadegan – Rembang – Bobotsari, kemudian Selaganggeng hingga Serang Karangreja, pelebaran jalan di Kemangkon termasuk telah adanya Jembatan Linggamas, Jalan Karangreja – Karangjambu dan sebagainya. Realisasi pembangunan Bandara JB Soedirman.
Disamping itu juga sektor wisata yang terus berkembang, Owabong menjadi ikon Jawa Tengah, Golaga berkembang pesat, juga munculnya wisata wisata baru di lereng Gunung Slamet.
“Angka kemiskinan yang terus menurun, Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (AUSTS) juga terus disisir untuk dientaskan agar kembali bersekolah,” katanya.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengajak mengatakan tidak terhadap perbuatan-perbuatan yang memecah belah persatuan.
“Sarasehan ini sangat penting agar kita ingat sejarah bagaimana bangsa ini mencapai kemerdekaan. Oleh karenannya, persatuan dan kesatuan harus kita pertahankan dan pegang teguh,” katanya.
Bupati atas nama Pemkab Purbalingga mengucapkan terimakasih karena selama kepemimpinan 4 tahun seluruh masyarakat telah sengkuyung bersama-sama membangun Purbalingga. Disamping itu apa yg jadi program Pemkab Purbalingga juga telah didukung.
“Sebagai bupati, saya tidak mungkin kerja sendiri, meski dibantu OPD tapi saya yakin, jika kami tidak dibantu seluruh komponen masyarakat, apa yang kami programkan tidak berjalan dengan baik. Saya mengajak seluruh elemen untuk tetap saling bergandengan tangan merapatkan barisan, bergerak bersama membangun Purbalingga,” katanya.