Rizal Ribawanto Terima Pertanyaan Bertubi-tubi dari Wartawan

Uncategorized155 views

 

Diklat Scout Journalis Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Purbalingga

Rizal Ribawanto harus sigap menjawab pertanyaan yang bertubi-tubi dari puluhan wartawan. Para wartawan seakan berlomba “menelanjangi” Rizal dengan berbagai pertanyaan tentang prinsip hidup, seluk beluk pengetahuan kepramukaan hingga cita-cita yang kelak ingin diraih.

Satu persatu Rizal menjawab pertanyaan dengan tenang dan lugas bagaikan pejabat penting . Sesekali, Rizal tampak menghela napas, menata kata demi kata mengatur jawaban agar dapat memuaskan semua wartawan. Jawabannya  harus tegas, cerdas dan singkat serta tak mengundang pertanyaan lagi.

Lima belas menit berlalu, Rizal seakan terlepas dari beban berat dipunggungnya. Pasalnya, lima belas menit yang lalu, Ia seakan tak punya teman dan harus mampu mempertontonkan kekuatan jati dirinya seorang diri.

Yah, saat itu Rizal anggota Ambalan Penegak Pramuka SMK Negeri Muhammadiyah 1 Purbalingga sedang melakukan simulasi wawancara sebagai narasumber bersama 22 rekannya yang seakan berprofesi menjadi wartawan.

Simulasi wawancara itu merupakan  tugas akhir sesi penulisan berita dalam pendidikan kilat  Scout Journalis Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Purbalingga yang di selanggarakan oleh Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di Sanggar Bakti Pramuka, Sabtu (24 Februari 2018).

“Kaget juga, tiba-tiba disuruh maju kedepan dan harus mampu menjawab pertanyaan dari teman-teman,”ungkapnya.

Rizal mengaku, bisa merasakan langsung bagaimana rasaya ketika narasumber ditanya oleh wartawan secara tiba-tiba dan tanpa persiapan. Lebih jauh, ia juga merasakan bagaimana sulitnya menulis hasil wawancara menjadi satu artikel berita yang menarik untuk dibaca.

“Jadi wartawan menurut saya, harus mempunyai wawasan yang luas. Membaca dan menulis harus menjadi satu kesatuan yaang  tak bisa dipisahkan,”ungkapnya.

Pemateri Diklat, Mahendra Yudhi Krisnha mengungkapkan, setelah menerima teori tentang definisi berita, penerapan kaidah bahasa baku, serta penggunaan kaidah jurnalistik yang benar. Peserta diklat diakhir sesi  diajarkan cara menggali data dari narasumber dengan melakukan wawancara, dan nantinya peserta diklat wajib menulis  menjadi satu artikel berita.

“Sengaja, saya pilihkan teknik wawancara cegat pintu (Door Stop Interview). Ini untuk melatih keberanian peserta diklat mengeluarkan pertanyaan dan pernyataan. Satu orang menjadi narasumber dan peserta lainya menjadi wartawan. Ada tanya jawab spontan antara wartawan dan narasumber,”ungkap Yudhi

Pemimpin Redaksi Cyber Media lintas24.com dan tabloid elemen ini menuturkaan, door stop interview merupakan wawancara dengan cara mencegat narasumber di tempat acara. Kelebihan jadi door stop yaitu mendapatkan jawaban yang spontan, karena narasumber menjawab pertanyaan tanpa adanya persiapan. Sedangkan kelamahannya, wawancara berlangsung di tempat yang ramai dengan suasana yang ribut, sehingga informasi yang akan direkam atau dicatat akan sulit terdengar.

“Harapannya, peserta diklat mampu menguasai berbagai macam teknik wawancara,”ungkapnya.

Yudhi menjelaskan, banyak ragam teknik Wawancara dalam dunia jurnalistik, diantaranya wawancara dengan perjanjian, konferensi pers,  wawancara on the spot, wawancara cegat pintu (door stop),  wawancara telepon, wawancara on line dan wawancara tertulis. Inti dari semua wawancara itu adalah menggali dan mendapatkan data sebagai bahan penulisan artikel berita.

“Saya tekankan menulis harus sesuai fakta. Sebagai jurnalis harus memegang teguh kode etik, ucapan yang dikemukakan oleh narasumber harus sesuai fakta saat diungkapkan.Jangan pernah mencampur adukan opini pribadi dalam menulis berita,”ungkapnya

Setelah mendapat data-data yang diperlukan dari narasumber lanjut Yudhi, selanjutnya dirangkai dalam kalimat  menjadi satu bentuk artikel berita. Penulisan beritapun harus bisa membedakan, akan dijadikan artikel Hard News atau Soft News.

“Dalam penulisan harus berpegang teguh dalam penggunaan bahasa baku dan kaidah penulisan 5W 1H,”tuturnya.

Dalam sesi penulis berita dengan mengutamakan ketaatan ungkapan narasumber, alur informasi, penggunaan penulisan bahasa baku dan kaidah penulis kaidah jurnalistik, menjadi penulis artikel terbaik Reni Anggreani anggota pramuka penegak MA Al-Huda Karangmoncol  dengan judul artikel “Rizal, Mengisi Kehidupan Dengan Pramuka”, Dwi Caesar W anggota pramuka penegak SMK Negeri 1 Purbalingga (Rizal, Aktifis Pramuka Ingin Jadi Ahli IT), Rahmat Bayu SMA Negeri 2  Purbalingga (Rizal Ribawanto, Pramuka Dari Pasunggingan), Aprilia Nur Kholik SMK Negeri 2 Purbalingga ( Pramuka Mengubah Hidup Rizal), Fita Agustin  SMK Negeri 1 Bukateja ( Rizal, Insan Pramuka Bercita-cita Menjadi Teknisi Handal). (dian mulyawati_cyber media lintas24.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *