Daerah-daerah yang melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diminta memiliki target yang jelas. Misalnya soal jumlah tes PCR hingga jumlah pelacakan per harinya.
“PSBB sudah diterapkan di 22 kabupaten/kota di 4 provinsi. Setiap daerah yang melakukan PSBB harus memiliki target-target yang terukur,” ,” tutur Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (4 Mei 2020).
Ada targetnya lanjut Presiden Jokowi, .Artinya, berapa jumlah pengujian sampel yang telah dilakukan, tes PCR yang telah dilakukan. apakah pelacakan yg agresif telah dikerjakan, berapa yang telah ditracing setiap hari.
“Betul-betul ini yang harus dikerjakan. Ini perlu evaluasi, mana yang penerapannya yang terlalu over, terlalu kebablasan dan mana yang masih kendor. Ini penting sehingga bisa melakukan perbaikan-perbaikan di kota/kabupaten dan provinsi yang melakukan PSBB,” tutur Presiden Jokowi.
Evaluasi PSBB penting dilakukan tegas Presiden Jokowi. Hal itu sebagai langkah perbaikan untuk perpanjangan PSBB atau tidak.
“Evaluasi penting sehingga kita bisa melakukan perbaikan di kota kabupaten maupun provinsi yang melakukan PSBB,” katanya.
PSBB diterapkan di sejumlah daerah sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus Corona (COVID-19). Usulan PSBB yang diajukan daerah kemudian harus mendapat persetujuan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.