Ibu kita Kartini, Putri sejati, Putri Indonesia, harum namanya, Ibu kita Kartini, pendekar bangsa, Pendekar kaumnya, harum namanya, Wahai Ibu kita Kartini putri yang mulia, Sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia.
Lagu di atas menjadi pembuka acara Perayaan Hari Kartini di SMP Negeri 3 Bukateja. Lagu itu dinyayikan oleh seluruh 583 siswa dari 18 rombongan belajar serta para guru yang menjadi peserta upacara. Semua pesertta upacara memakai busana kebaya, sanggul, lengkap dengan make up-nya, para siswa perempuan terlihat cantik dan anggun.
“Seluruh siswa dan guru mengenakan busana daerah. Petugas upacara juga seluruhnya siswa perempuan termasuk pembina upacaranya. Kami menunjuk Ibu Emiyati, S.S sebagai pembina upacara,” ungkap Kepala SMP Negeri 3 Bukateja, Murdiyanto, S.Pd .,M.Pd usai kegiatan kepada elemen dan lintas24.com, Kamis (21 April 2016).
Murdiyanto menambahkan, peringatan hari Kartini merupakan agenda rutin yang diadakan setiap tahun di sekolah. Selain bertujuan untuk lebih memperkenalkan Raden Ajeng (RA) Kartini sebagai pahlawan emansipasi wanita Indonesia juga untuk memotivasi dan meningkatkan kepercayaan diri anak untuk tampil di depan umum.
“Melalui kegiatan ini kita berharap para siswa lebih mengenal sosok RA. Ibu Kartini dan dapat menjadi inspirasi bagi hidupnya di masa datang. Lebih dari dengan kegiatan ini kita harapakan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk tampil di depan rekan-rekannya,”tuturnya.
Emiyati, S.S menambahkan, kegiatan upacara berlangsung dengan khidmat. Seluruh pelaksana acara didominasi siswa perempuan, misalnya dirijen, komandan upacara, pembawa acara, termasuk pemimpin upacara. Untuk peserta upacara juga didominasi perempuan.
“Kartini adalah sosok perempuan yang berkomitmen kuat untuk meningkatkan derajat perempuan,”ungkap lulusan SMA Negeri 1 Bukateja ini.
Ia berharap, cita-cita Kartini untuk memajukan perempuan Indonesia terus digalakkan. Perempuan harus bisa berkarya dan bukan hanya terampil di dapur saja, melainkan juga ruang publik.
Acara tersebut disemarakkan dengan berbagai perlombaan bernuansa daerah dan pentas seni yang menampilkan kreativitas siswa, seperti lomba keluwesan berbusana, lomba melukis wajah RA Kartini, menghias nasi tumpeng, membaca surat Ibu Kartini dan lomba paduan suara.
“Di lomba lukis wajah Kartini tak diduga ternyata banyak siswa yang memiliki bakat lukis. Peserta dibebaskan menggunakan alat lukis yang mereka kuasai untuk melukis Kartini semirip mungkin.(ali mas’udi)