Perayaan Natal Bersama di Perumahan Griya Abdi Kencana Purbalingga, Bukti Indahnya Toleransi

Uncategorized133 views

Kepiawaian memainkan alat musik biola empat sekawan Chealsea Aurelia Sugiarto, Mahadevi Bunga Purwatya Sakti, Amelia Zevanya, dan Katarina Devina Rahadian dibawah arahan Anggoro Bayu Aji menjadi pembuka acara Natal Bersama 2019 dan Tahun Baru 2020 warga jalan Sekar Seroja 1 dan Tanjung Raya (SETARA) RT 04 RW 09 Kelurahan Purbalingga Wetan, Kabupaten Purbalingga.

Dua nama pertama, yakni Chealsea dan Bunga demikian panggilan akrabnya meski mengenakan jilbab, tampil penuh penghayatan bersama Amelia dan Devina memainkan biola. Mereka mengiringi lagu Malam Kudus yang dinyanyikan oleh umat beragama Kristen dan Katolik.

Meskipun hanya ada lima Kepala Keluarga (KK) di wilayah  RT yang berada Perumahan Griya Abdi Kencana (GAK) ini. Tidak ada sekat yang membedakan. Yang ada, keluarga Muslim, Kristen dan Katolik serta Konghucu yang ada di RT itu berkumpul bersama, berbaur menjadi satu. Mereka ikut larut dalam suasana kedamaian nyengkuyung pelaksanaan acara perayaan itu, di selasar samping rumah Aris Sugiarto dan Anggoro Bayu Aji, salah seorang warga setempat yang beragama Islam.

“Merawat serta menggelorakan perdamaian dan toleransi antar umat beragama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) wajib dilaksanakan. Wujud nyata toleransi umat beragama terlihat pada perayaan ini,” tutur Mahendra Yudi Krisnha, Ketua RT 04 RW 09  di awal sambutannya.

Ia menambahkan, ini perayaan natal bertama yang diselenggarakan di RT kami. Ke depan, kami akan mengadakan acara natal bersama ini secara rutin.

“Kami ingin membuktikan kepada masyarakat luas, rasa toleransi itu penting. Hidup rukun, penuh kedamaian, gotong royong dan saling tolong menolong dalam kebersamaan adalah hal paling penting yang harus dilaksanakan,” ungkapnya.

Mahendra menegaskan, dalam kepengurusan RT terdapat seksi kerohanian. Seksi ini bertugas menyelenggarakan kegiatan kerohanian, misalnya acara Halalal Bihalal Idul Fitri, Maulud Nabi Muhammad SAW, Idul Adha, prayaan natal bersama, Imlek dan kegiatan kerohanian lainnya.

“Kegiatan kerohanian tidak hanya untuk umat Islam saja. Namun yang beragama lain juga kami perhatikan. Dan kami kan ada dana RT yang terkumpul dari iuran warga, yang kami gunakan untuk mendukung berbagai kegiatan, diantaranya kegiatan kerohanian seperti ini,” tutur Mahendra.

Yang menarik, lanjut Mahendra, saat warga muslim mudik ke kampung halaman masing-masing dalam rangka merayakan Idul Fitri, warga Kristen dan katolik ikut berpatroli menjaga keamanan lingkungan RT. Selain itu, ketika ada acara tahlilan, misalnya menandai menempati rumah baru, kelahiran, tasyakuran juga ikut hadir di rumah saudara yang tahlilan itu. Mereka mendoakan dengan caranya sendiri.

“Jadi apa yang sudah berjalan selama ini perlu dipertahankan, dijaga, dan dirawat bersama-sama sehingga tidak ada gesekan-gesekan, dengan aktivitas yang dilakukan dan membuat kerukunan ini ternodai. Inilah indahnya kebersamaan warga kami. Jangan biarkan kedamaian itu pergi,” tuturnya

Ia berharap, di tahun 2020 ini, warga RT 04 RW 09 wajib terus meningkatkan iman dan ketaqwaan.

“Untuk umat Muslim, tingkatkan keimanan dan ketakwaan, tingkatkan ibadah. Rajin-rajinlah ke Masjid untuk menunaikan Sholat berjamaah. Untuk umat Kristen dan Katolik, terus dan wajib beribadah di gereja,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, perwakilan umat Kristen dan Katolik warga RT setempat, Ignatius Iwan Setianto menyampaikan 10 pesan natal dari  Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia. Yakni jangan menggosip, makan harus habis, sediakan waktu untuk orang lain, belanjalah seperlunya, jumpailah orang miskin secara nyata,  dan berhentilah menghakimi orang lain.

Pesan lainnya, jadilah teman bagi orang yang tidak sepaham dengan kita, buatlah komitmen hidup langgeng seperti perkawinan, biasakanlah bertanya pada Tuhan, dan semoga kita semua berbahagia.

“Pesan ini universal, dan marilah kita renungi bersama,”   tutur Ignatius Iwan Setianto yang beragama Katolik.

Selain itu, Prasetiyo warga Gereja Kristen Jawa (GKJ) Penaruban Purbalingga yang hadir mengapresiasi acara ini.

“Semangat toleransi di Indonesia telah menjadi energi persatuan, dan kita wajib menjaga. Acara ini luar biasa sekali. Keberagaman di Indonesia merupakan sebuah kekayaan yang harus dipupuk dengan sikap toleransi saling jaga dan saling bersinergi. Perbedaan itu indah,” tuturnya

Pesan perayaan natal mengacu pada tema nasional dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan  Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), yakni Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *