Orang Tua Ramdani Penderita Ginjal Bocor Tak Punya Biaya Perjalanan Berobat Ke Rumah Sakit

Uncategorized85 views

Bangun Sugito – Eni Sugiarti, warga RT 3 RW 1 Dusun Siaren, Desa Karangreja Kecamatan Karangreja Purbalingga terpaksa menghentikan pengobatan Ramdani (5) karena tidak punya biaya untuk perjalanan  ke rumah sakit.

“Ramdani menderita sakit sindrom nefrotik atau yang biasa disebut bocor ginjal sejak dua tahun lalu. Pengobatan di Puskesmas maupun rumah sakit tidak dipungut biaya. Namun diperlukan biaya lain misalnya ongkos perjalanan. Kami tidak punya uang cukup untuk sewa kendaraan,” kata ibu Ramdani, Eni Sugiarti, Selasa (10 September 2019).

Ayah Ramdani, Bangun Sugito hanya buruh di pabrik pengergajian kayu dengan upah yang pas-pasan untuk makan sehari-hari. Untuk biaya transportasi ke rumah sakit umum daerah (RSUD) dr R Goetheng Tarunadibrata, minimal harus memiliki uang Rp 50 ribu. Ketiadaan uang transportasi inilah yang menyebabkan keluarga menghentikan pengobatan rutin ke rumah sakit.

Diceritakan, penyakit yang diderita anaknya ketahuan saat Ramdani berusia 2 tahun. Saat itu anaknya tidak mau makan, namun lama kelamaan, mulai terlihat perutnya membengkak, dan berlanjut ke sekujur tubuh.

“Saya bawa Dani ke Puskesmas, namun oleh Puskesmas suruh langsung ke RSUD. Dari rumah sakit dirujuk lagi ke RSUD Banyumas untuk diperiksa lebih lanjut, sehingga ketahuan bocor ginjal,” jelasnya.

Saat ini kondisinya sedang tidak kambuh. Ketika sedang tidak kambuh, Ramadani nampak seperti anak sehat lainnya. Bahkan saat ini masih aktif bersekolah PAUD di desa setempat.

Saat berkunjung ke rumah Ramdani, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi berpesan kepada orang tua Ramdani untuk tidak putus asa mengobati anaknya. Pemerintah tidak akan lepas tangan akan kondisi Ramdani. Terlebih keluarga ini sudah masuk dalam BPJS yang ditanggung pemerintah, sehingga semua biaya pengobatan gratis.

“Terkait kendala dalam sarana transportasi ketika membawa anaknya ke rumah sakit, saya minta Puskesmas Karangreja untuk memfasilitasi. Minimal dibantu biaya perjalanan, atau diantar dengan mobil dinas milik Puskesmas,” katanya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *