Purbalingga pernah menjadi produsen kopi terbesar di eks Karesidenan Banyumas pada tahun 1830an. Dengan potensi yang besar, kopi Purbalingga bisa menjadi salah satu komoditas andalan yang bisa mensejahterakan petani. Apalagi, kopi Purbalingga memiliki jejak sejarah kejayaan di masa lampau.
” Kopi Purbalingga sudah seharusnya bisa go international. Saya pernah melakukan kunjungan kerja ke Moskow dan ke Jepang ternyata Kopi Purbalingga sangat diminati disana,” ungkap Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi Bupati Tiwi dalam acara Ngendong dan Nandur Kopi di Gunung Beser, Desa Jingkang, Kecamatan Karangjambu, Minggu (09 Februari ).
Ia mengapresiasi kegiatan Ngendong Kopi. Kegiatan ini diinisiasi Ruang Kopi Purbalingga. Kegiatan tersebut bertujuan para pelaku hilir (pemilik kafe/kedai/warung) serta para pecinta kopi mengunjungi pelaku di hulu (petani).
“Ini kegiatan yang sangat bagus untuk mempererat silaturahmi pegiat kopi dari hilir sampai hulu,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Mukodam menambahkan kegiatan tersebut akan didukung penuh jajarannya. “Kita ingin agar Kopi Purbalingga bisa berjaya kembali,” ujarnya.
Ngendong Kopi kali ini juga disertai dengan kegiatan Nandur Kopi yang secara simbolis ditanam oleh Bupati Purbalingga beserta jajarannya di lahan Gunung Beser.