Lomba Stand Up Comedy Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga
Gaya lawakan single di atas panggung atau stand up comedy sudah mulai popular di Indonesia. Terbukti, Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga dalam memperingati Hari Pendidikan menggelar festival stand up comedy di aula kantor, Jalan Lejen S. Parman Purbalingga, Senin siang (25 April 2016).
Ketua panitia lomba Stand Up Comedy, Bangun Pracoyo, S.Pd, M.Pd mengungkapkan, dalam rangka memeriahkan Hari Pendidikan 2016, Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga menyelenggarakan lomba stand up comedy. Tujuannya agar bisa mengangkat kreatfitas para guru di bidang lain, sekaligus sebagai penyegaran.
Lomba diikuti 18 peserta perwakilan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan, 13 peserta dari sub rayon SMP, 20 peserta dari SMA dan SMK dan satu peserta perwakilan dari kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga.
“Selama ini lomba-lomba yang diadakan standar, biasa. Paling lomba baca puisi, menari atau jalan sehat. Saya ingin ada kereatifitas dan penyegaran. Dan stand up komedy adalah pilihannya.” ungkap Bangun Pracoyo kepada lintas24.com di sela-sela kegiatan lomba.
Dari ke 47 peserta ada 2 peserta comedian wanita, salah satunya Neneng Faizah. Guru wiata bakti SD Negeri I Karangmalang, Kecamatan Bobotsari, kabupaten Purbalingga ini terhitung sebagai peserta paling heboh, karena setiap melempar joke komedinya spontan membuat penonton dan peserta lain tertawa.
Hal ini diakui oleh Intan Permani, seorang pengajar TK dari Bobotsari yang ikut menyaksikan perhelatan lomba stand up comedy. Menurut Intan, dari sekian peserta yang sudah tampil, Neneg Faizah dinilai sebagai peserta pailing heboh.
“Menurutku peserta yang lain biasa saja, hanya Neneng yang paling heboh. Dia bicara riil, nyata, ekspresif tapi lucu,” ungkap Intan Permani.
Sementara, Neneng Faizah mengungkapkan, topic yang dijadikan bahan lawakan seputar kegalauan guru wiyata bakti dengan mengetengahkan judul WB Galau. Beberapa hal yang menyangkut persoalan guru wiyata bakti dikemas komedi tunggal yang segar. Topik ini sesungguhnya kejadian yang sebenarnya, sebuah kegalauan yang banyak terjadi pada guru wiyata bakti.
“Itu riil, cerita nyata tentang kegundahan dan kegalauan para guru wiyata. Yang kadang memang sering merasa dipinggirkan.” Ungkapnya kemudian.
Neneng juga telah berprestasi mengarap pantomime, terbukti salah satu siswa SD N Karangmalang, Bobotsari mampu menyabet juara satu tingkat kabupaten Purbalingga pada lomba Pantomim antar sekolah.
Neneng merupakan guru wiyata bakti yang memang memiliki latar belakang teater, pernah beberapa kali ikut pentas teater ketika masih kuliah di Universtas Muhamadiyah Purwokerto. Pengalaman di dunia pementasan panggung teater, membuat gaya ekspresifitasnya mampu membagun stand up comedinya lebih teatrikal.(Sinnangga)