Debit pasokan dari sumber mata air yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tercatat terjadi penurunan antara 40 sampai 50 persen. PDAM Purbalingga saat ini mengoperasionalkan kurang lebih 15 sumber mata air yang sebagian bersar berada di Kecamatan Bojongsari dan Kecamatan Kutasari.
Kasubag Perawatan pada PDAM Purbalingga, Rahmanto mengungkapkan, penurunan debit mata air tidak hanya dilihat berdasarkan pengamatan visual saja, PDAM Purbalingga juga memasang alat ukur pada mata air yang dioperasionalkan oleh PDAM.
“Namun, belum semua mata air yang dioperasionalkan terpasang alat ukur permanen jadi ada beberapa yang sifatnya temporer ada juga yang sifatnya permanen. Musim kemarau yang melanda Kabupaten Purbalingga mengakibatkan kondisi mata air yang dikelola oleh PDAM Purbalingga,” katanya kepada cyber media lintas24.com Kamis (10 Oktober 2019).
Ia menjelaskan, di luar wilayah Kecamatan Kutasari dan Bojongsari ada sumber mata air di Kecamatan Rembang, Kecamatan Karangreja itu pun menurunnya diatas 50 persen.Seiring waktu, kondisi di daerah tangkapan air atau catchment area dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang semakin meningkat. Selain faktor waktu juga dapat diamati bersama saat ini catchment area juga dipengaruhi faktor lingkungan di sekitarnya.
“Meskipun sudah ada upaya-upaya seperti penanaman pohon di sekitar sumber mata air secara meningkat tapi tetap saja terjadi penurunan debit air bersih,” ujarnya.
Kasubag Transmisi Distribusi PDAM Purbalingga, Sopandi menambahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen pihak PDAM Purbalingga terus mencari dan menambah sumber mata air di Purbalingga.
“Ada beberapa kendala yang dihadapi, sumber mata air kebanyakan berada ditanah milik perorangan bukan milik Pemerintah Kabupaten Purbalingga.Namun, kami tetap ingin berusaha bekerjasama dengan Pemdes setempat untuk bisa mengelola sumber yang ada, karena intinya untuk mata air kan harus dikuasai oleh negara dan untuk hajat hidup orang banyak,” kata Sopandi.
Di samping mencari sumber mata air yang debitnya semakin terbatas dan terjadi penurunan, pihaknya akan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat Purbalingga. Salah satunya dengan menggunakan air pompa seperti yang ada di Kecamatan Bukateja dan Kecamatan Kemangkon.
“Mungkin di lain tempat untuk nanti pengembangan jangkauan dengan masyarakat yang belum terlayani itu dengan adanya inovasi air pompa bisa termanfaatkan yakni di Desa Sinduraja dan Pengadegan rencananya seperti itu,” tuturnya.