Lenggak-Lenggok Batik Purbalingga 2019’ Kenalkan Batik Tak Hanya Untuk Keperluan Formal

Uncategorized92 views

Ternyata Batik dapat dikemas dengan berbagai jenis tema pakaian, mulai dari ready to wear, mall, millenial, arisan, baju hamil, pantai, travelling, kantor dan kondangan. Seperti terlihat dalam acara ‘Lenggak-Lenggok Batik Purbalingga 2019’, di Taman Usman Janatin, Sabtu (26 Oktober 2019)

Acara ini menjadi ajang pembuktian bahwa kain batik juga sangat cocok untuk keperluan non formal. Sebanyak lebih dari 200 motif batik yang dirancang disainer dan pembatik lokal Purbalingga ditampilkan peragawan/peragawati Forkopimda, ASN dari OPD dan BUMD Pemkab Purbalingga.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional daerah (Dekranasda) Kabupaten Purbalingga, Rizal Diansyah menuturkan, kegiatan ini harus terus berkesinambungan, disainer lokal terus berkreatifitas dan bisa membuat batik Purbalingga menasional. Karena, biasanya di Purbalingga batik dikenal untuk digunakan keperluan formal. Namun, hari ini batik itu terlihat ready to wear, bisa digunakan untuk berbagai keperluan yang semuanya ternyata bagus-bagus, dan ditampilkan seru di luar dugaan

“Menurut saya itu special dan sangat patut untuk dikembangkan, khususnya sikap kerjasamanya, jadi nggak melihat lagi yang satu lebih menonjol dari yang lain tapi totaliatas dari kerjasama. Itu menjadi contoh yang baik bagi generasi ke depan,” katanya.

Disainer kondang Samuel Wattimena menuturkan, disain-disain yang telah ditampilkan tadi sangat emosional, dan sangat menjual. Terlebih populasi penduduk Indonesia saat ini kurang lebih ada 370 juta jiwa merupakan pasar yang sangat besar.

“Disainer sini yang mau berkecimpung di dunia kreatif harus punya mimpi besar untuk untuk bisa mengambil bagian,” katanya.

Samuel juga berpesan agar para disainer maupun para pembatik mempu meneropong selera fashion kekinian maupun masa depan. Karena kita sadari, 10 tahun yang akan datang pasar terbesar batik adalah generasi milenial saat ini. “Dengan pendekatan itu, harus sudah mulai ditunjukan saat ini,” katanya,” katanya.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan acara ini dalam rangka memeriahkan Hari Batik di Purbalingga. Kegiatan ini juga sekaligus memberikan apresiasi pada perajin dan disainer lokal.

“Dalam kegiatan ini terjual sekitar 200 pcs batik dari para pengrajin selama persiapan 1,5 minggu ini. Ternyata Purbalingga memiliki potensi-potensi yang luar biasa termasuk 25 disainer yang berperan kali ini,” ungkapnya.

Acara ini juga bagian upaya untuk mempromosikan batik sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia. Bupati juga memotivasi, jika batik Pekalongan saja bisa maju, maka Purbalingga juga memiliki kesempatan yang sama. Oleh karenannya Bupati juga meminta agar Disainer Samuel Wattimena senantiasa bisa terus mendampingi disainer maupun pembatik di Purbalingga.

“Sehingga mimpi batik Purbalingga untuk bisa go nasional dan go internasional bisa terealisasi,” katanya.

Pada acara ini juga diumumkan para juara Lomba Disain Batik Khas Purbalingga dengan Tema Pesona Gunung Slamet. Untuk tingkat SD/SLTP dimenangkan oleh Juara I Yashika Sahda Safriyana (SMP Muh 5 Purbalingga), Juara II Jenita Eka Lestari (SMPN 3 Pengadegan), Juara III Farid Hidayat (SDN 1 Pagerandong). Tingkat SLTA, Juara I Inayah Al Fatikhah (SMAN 1 Rembang), Juara II Eva Fitriyani (Sman 1 Rembang) dan Farida Nur Azizah (SMAN 1 Rembang). Tingkat mahasiswa dan umum, Juara I Muhammad Aminudin (Losari), Juara II Mulyono (Karantalun) dan Juara III Arih Oviana Putrikusuma (Karangreja).

Sementara lomba ‘Lenggak-lenggok Batik Purbalingga Tahun 2019’, dimenangkan, Juara I dari RSUD Goeteng Taroenadibrata yang mengusung tema millenial dengan disainer Siswati dan Pembatik dari Mewek; Juara II diraih oleh Satpol PP dengan tema mall dengan disainer Lilis Kurnia dan pembatik dari Forum Batik; Juara III diraih oleh Sekretariat Daerah (Setda) dengan disainer Koko Tio dan pembatik dari Karangtalun

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *