Di era milenial ini tantangan pers kian berat. Sebagai pilar demokrasi pers juga harus terus hidup di era disrupsi. Pers selain wajib memberikan kritik membangun,juga harus terus berbenah.
“Akurasi dan independensi adalah kunci. Sesuatu yang kadang mudah dikatakan tapi tidak mudah melakukannya. Namun insan pers jangan pernah berhenti berjuang untuk mewujudkannya. Saya tekankan kepada teman wartawan di Purbalingga, perjuangan kita belum selesai,” ungkap Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Purbalingga, Joko Santoso dalam acara Saresehan Hari Pers Nasional di gedung Andrawina Owabong, Senin (10 Februari 2020).
Sarasehan ini diselenggarakan para insan pers Purbalingga dengan tema “Menggelorakan Purbalingga Menuju Pilkada Serentak 2020” dengan narasumber Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Indaru Setyo Nur Projo,
dihadiri Bupati Purbalingga, Ketua DPRD Purbalingga, Wakapolres Purbalingga, Komandan Kodim (Dandim) 0702/Purbalingga, Danlanud Jenderal Besar (JB) Soedirman, Kajari Purbalingga, Ketua Pengadilan Negeri (KA PN), Purbalingga, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Purbalingga, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Purbalingga, dan awak media.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengungkapkan,Hari Pers Nasional harus dijadikan sebagai momentum untuk insan pers agar semakin semangat dan memotivasi untuk bisa memberikan informasi yang akurat, valid dan terpercaya kepada seluruh masyarakat Purbalingga serta agar memberikan edukasi yang nyata.
“Sekarang banyak sekali berita hoaks atau berita bohong bertebaran apalagi menjelang tahun politik yaitu Pilkada 2020 yang menimbulkan ujaran-ujaran kebencian harus diantisipasi bersama-sama. Pers dan media yang ada di Purbalingga dituntut untuk mau dan mampu memberikan edukasi yang nyata kepada seluruh masyarakat Purbalingga,” ungkap
Ia menambahkan, tahun 2020 Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu dari 21 Kabupaten yang ada di Jawa Tengah yang ikut melaksanakan Pilkada Serentak. Tahun 2020 ini, di Kabupaten Purbalingga sendiri akan ada dua pemilihan yaitu Pilkades dan Pilkada. Bulan Maret 2020 akan ada Pilihan Kepala Desa (Pilkades) secara serentak yang diikuti oleh sembilan desa yang ada di Kabupten Purbalingga.
“Sedangkan Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga akan dilaksanakan 23 September 2020. Pemilihan akan dibilang sukses apabila angka partisipasi masyarakat sudah mencapai maksimal,” tuturnya
Narasumber dalam sarasehan, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Indaru Setyo Nur Projo mengatakan, pemilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan satu diantara kebijakan yang disepakati bersama atas landasan demokrasi. Sementara pers merupakan satu di antara pilar dalam demokrasi.
“Pers wajib mengawal bagaimana demokrasi itu bekerja sesuai jalurnya dan tatanan aturan yang berlaku. Artinya pers menjadi basis kekuatan politik dalam proses-proses Pilkada. Karena, adanya KPU dan Baswalu dirasa belum cukup ketika pers hanya diam. Temuan Bawaslu selama Pilkada tidak akan mempunyai nilai positif ketika pers tidak ada pemberitaan,” tuturnya.
Selain itu, pers juga sangat rentan dengan persoalan-persoalan netralitas dan permodalan. Oleh sebab itu pers harus wajib menjadi penyeimbang jalannya demokrasi. Pers dituntut untuk kembali tegakkan marwahnya, sebagai watchdog. Pers harus menyajikan fakta sebenarnya di lapangan dengan berimbang.
” Hal itulah yang dirasa penting bagi pers di Purbalingga. Pilkada serentak khususnya Purbalingga menjadi momen cukup penting ketika pers bahu membahu dengan Polres dan TNI,” tuturnya.
Sementara Wakapolres Purbalingga Kompol Widodo Ponco Susanto mengatakan, sudah saatnya mulai bekerja karena proses rangkaian kegiatan pemilihan kepala daerah sudah dimulai. Indikator sukses pelaksanaan Pilkada dapat dilihat dari input, output dan outcome.
“Berharap Pilkada nantinya mampu menghasilkan pemimpin Purbalingga yang bisa bekerja dengan baik,” tuturnya.