Kendal dan Demak Diminta Segera Sesuaikan Semarang saat PSBB

Uncategorized88 views

Pemrintah Kota (Pemkot) Semarang sedang mengajukan program Pembatasan Status Berskala Besar (PSBB). Hal ini untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran COVID-19, Kabupaten Kendal dan Demak diminta segera melakukan berbagai penyesuaian terkait hal itu.

“Ada usul yang sangat bagus dari Pak Wali Kota (Semarang) tadi. Usulnya agar berbicara dengan daerah sekitar, utamanya seperti Demak dan Kendal. Kalau Semarang PSBB, daerah itu juga, tidak semua area, minimal beberapa kecamatan di Kendal dan Demak,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa (21 April 2020).

Ganjar Pranowo mengungkapkan, Pemkot Semarang saat ini masih melakukan perhitungan apa saja yang perlu disiapkan untuk penerapan PSBB terkait dengam kesiapan Kota Semarang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, transportasi, dan lain-lain.

” Kalau PSBB, anda semua akan mengalami situasi tidak nyaman, maka ayo tolong cegah bareng bareng. Yang Semarang kita ‘warning’ berkali-kali agar masyarakat untuk bantu soal itu,” lanjutnya.

Penerapan PSBB, lanjut Ganjar Pranowo memang bukan satu-satunya jalan mengantisipasi pencegahan meluasnya penyebaran COVID-19 karena sebelumnya pemerintah mengimbau masyarakat melakukan pembatasan sosial dan pembatasan fisik.

“PSBB bisa diterapkan jika suatu daerah mengalami tren atau peningkatan kasus positif COVID-19 yang tinggi, sedangkan di Kota Semarang saat ini jumlah kasus positif virus Corona telah mencapai angka 128 atau sekitar 36,4 persen dari total kasus di Jateng.Sebisa mungkin PSBB itu kita tahan. Tapi, bagi daerah yang peningkatan signifikan ya PSBB harus disiapkan,” katanya.

Ganjar Pranowo mengaku lebih setuju dengan cara desa dalam menangani persebaran COVID-19, dibandingkan dengan penerapan PSBB. Ia mencontohkan ada suatu kampung di Semarang yang melakukan isolasi secara mandiri, dengan melakukan pembatasan warganya untuk berkeliaran.

“Saat hari pertama dan kedua banyak yang protes. Hari ketiga sistem pasar untuk memenuhi kebutuhan warganya datang sendiri. Konsep inilah yang harus diterapkan. Desa itu mengajarkan kita untuk gotong royong, gugur gunung, kerik deso, dan lumbung pangan. Kalau konsep ini diterapkan, PSBB bisa dihindari,” tuturnya.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *