Baca Juga : Perkumpulan Pencinta Alam Sakabuana SMK 1 Kutasari Iuran Bantu Air Bersih
Baca Juga : Lutfi Teguhkan Hati, Jadikan Sampah “Sahabat” Hidupnya
Tim peneliti Pusat Penelitian Biologi – LIPI bekerjasama dengan tim peneliti dari Nasional University of Singapore yakin bahwa burung endemik dari jenis Myzomela spp itu adalah jenis burung baru asal Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga : Brigadir Fajar Agus Setiawan – Mencintai Alam Itu Mudah
Baca Juga : Komisi B DPRD Jateng Minta Pemrov Jateng Segera Reboisasi Hutan
Tim yang dipimpin Dewi M Prawiradilaga mengadopsi nama Ibu Negara Iriana Widodo untuk menamakan spesies baru. Burung madu itu dinamakan Myzomela irianawidodoae sp.nov. Ini merupakan pertama kalinya di Indonesia, nama burung menggunakan nama Ibu Negara.
Baca Juga : Menengok Black Canyon Pekalongan
Baca Juga : PPA Gasda Bangun Kemitraan dengan Pemdes Sirau
Dikutip dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disebutkan bahwa burung Myzomela irianawidodoae berukuran kecil dengan panjang tubuh 11,8 cm, dan bobotnya 32,23 gram dan panjang paruh 1,79 cm, bentangan sayap 17,2 cm dan panjang sayap 5,8 cm, panjang ekor 3,7 cm dan tinggi kaki 1,67 cm.
Cirinya adalah memiliki paruh berwarna hitam, mata berwarna cokelat gelap, kaki dan jari berwarna hitam dengan bantalan kuku warna kuning.
Bulu-bulu di bagian kepala hingga dada atas dan tengkuk berwarna merah darah, warna kekang hitam dan garis hitam tipis di sekeliling mata, pita hitam pada pertengahan dada dan secara bertahapmenjadi warna abu-abu dengan sapuan warna zaitun pada dada bawah, perut, paha dan sekitar tungging.
Punggung dan ekor burung berwarna hitam, serta pertengahan punggung sampai tunggir berwarna merah dan sayap berwarna hitam bercampur abu-abu gelap.
Burung ini merupakan pemakan nektar, yaitu cairan manis yang terdapat pada bunga. Mereka juga menyukai beberapa jenis serangga kecil, termasuk laba-laba.
Burung ini termasuk di dalam famili Meliphagidae sebagai burung yang dilindungi menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan PP Nomor 7 Tahun 1999.
Penemuan jenis baru ini memerlukan proses yang sangat lama, dimulai dari pernyataan Forbes pada tahun 1879 bahwa masih banyak jenis Myzomela spp. di wilayah Wallacea yang belum ditemukan.
Pada tahun 1996, Johnstone dan Jepson melaporkan dugaan jenis baru Myzomela dari Pulau Rote pada daftar jenis burung berdasarkan hasil pengamatan mereka tahun 1990 dan 1993.
Kemudian pada tahun 2009, seorang aktivis lingkungan Philip Verbelen melaporkan pengamatannya di pulau Rote pada jenis burung yang sama, serta berhasil mengambil foto dan rekaman suaranya.
Akhirnya, pada tahun 2017, tim peneliti Pusat Penelitian Biologi–LIPI dan tim peneliti Nasional University of Singapore mempublikasikan jenis baru ini dalam jurnal ilmiah Treubia Volume 44, edisi Desember 2017, halaman 77–100.
Pada peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) Tahun 2019, telah diusulkan ikon satwa yaitu Burung Isapmadu Rote (Myzomela irianawidodoae), dan untuk ikon puspa yaitu Saninten (Castanopsis argentea)