Ini Cara Bermain Thalelong. Permainan Alternatif dan Rekreatif dari POPTI Purbalingga untuk Sosialisasi Thalassaemia

Uncategorized78 views

Dalam Perkemahan Penyandang Thalassaemia 2020 (Thaler Camp) Perhimpunan Orangtua Penyandang Thalassaemia Indonesia (POPTI) Kabupaten Purbalingga, yang diselenggarakan di Desa  Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga, Sabtu dan Minggu (15-16 Februari 2020), diperkenalkan permainan Thalelong.

Thalelong merupakan nama yang unik. Arti kata dan susunan huruf yang menjadi satu istilah ini menjadi sebuah istilah baru. Thalelong sebenarnya kependekan dari tiga kata yaitu: Thalassaemia, Lempar dan Kolong.

Thalelong menjadi olahraga alternatif-rekreatif yang sekaligus digunakan sebagai media sosialisasi keberadaan “penyakit” turunan yang bernama Thalassaemia. Tahun 2019, ada keluhan dari Pengurus POPTI, terkait sosialisasi thalassaemia kepada masyarakat umum.

Sengaja diawali dengan suku kata “tha” dari kata thalassaemia, sebagai bentuk persembahan dan rasa simpati untuk para penyandang Thalassaemia (thaler), para pejuang hidup yang setiap saat harus mempertahankan hidupnya, yang setiap kali harus transfusi darah, dan yang setiap hari harus minum obat.

Thalelong diharapkan menjadi sarana mengenalkan Thalassaemia bagi masyarakat umum. Setiap orang yang memainkannya diharapkan mengenal sedikit banyak tentang thalassaemia, sehingga dengan demikian, pada saatnya penyandang thalassaemia dapat dicegah dan diputus mata-rantai perkembangannya.

Dari nama Thalelong, terdapat filosofi. Thaler adalah istilah dari para penyandang Thalassaemia, ini melambangkan bahwa semangat hidup para thaler, para pejuang hidup, harus diteladani agar mampu menjalani siklus kehidupan yang lebih bermakna. Dari filosofi perlindungan thaler, melambangkan bahwa para thaler harus dilindungi, dibantu, dibimbing agar tetap mampu beraktivitas dan berprestasi.

Permainan ini memadukan olahraga bola basket dan futsal. Maka dalam beberapa hal sepertinya memiliki kesamaan dengan permainan bola basket dan futsal. Perbedaan yang nyata adalah dalam Thalelong tidak ada pemain yang membawa bola, semacam drible, pemain tidak diperbolehkan “membawa” kolong (bola). Lebih sederhana namun sama-sama memerlukan kecerdasan, keterampilan, keringat dan kekompakan.

“Seluruh alat dan perlengkapan pokok ada di sekitar kita dan dapat dibuat sendiri. Alat dan perlengkapan Thalelong tidak harus buatan pabrik, namun diharapkan pada saatnya ada pabrik yang berkenan memproduksi alat-alat Thalelong sehingga alatnya memiliki standar yang sama. Adapun alat dan perlengkapan Thalelong diantaranya Kolong,” ungkap Toto Endargo, pencipta permainan Thalelong ini.

Kolong adalah alat utama. Harus terbuat dari bahan yang lentur, halus dan tidak melukai; dan yang menjadi bahan pilihan adalah slang plastik ukuran diameter  5/8”. Kolong harus tetap dalam bentuk lingkaran, kuat, liat, tidak mudah terurai dan harus kuat disaat menjadi bahan rebuatan dua pemain atau lebih, kolong akan ditarik kuat-kuat ke arah yang saling berlawanan; dan yang menjadi bahan pilihan adalah kawat ukuran diameter 1-2 mm. Keistimewaan kawat adalah jika kolong berubah bentuk menjadi lonjong maka kolong segera dapat diperbaiki untuk kembali menjadi bentuk lingkaran yang baik.

Proses Pembuatan: Pertama siapkan slang plastik, umumnya digunakan untuk slang air, ukuran diameter 5/8”, potong sepanjang 70 cm. Kedua siapkan kawat ukuran 1-2 mm, biasanya untuk kawat jemuran, potong sekitar 80 – 90 cm.

Selanjutnya masukkan kawat ke dalam lorong slang, lengkungkan slang sedemikian rupa, bisa dilengkungkan membentuk seperti bentuk tetesan air, maksudnya agar kita mudah membuat simpul kawat di kedua ujung slang.

Tarik kawat dan tekan slang, dengan bantuan tang simpulkan kawat dengan perhitungan: pada saatnya kawat dan simpul, seluruhnya, dapat tersembunyi di dalam lorong slang dan tidak kelihatan bahwa di dalam slang ada kawatnya; Simpul kawat harus dibuat agar tidak mudah putus dan tertutup slang;  Kolong harus kuat, tidak mudah lepas, aman dan tidak mungkin simpulnya dapat melukai pemain.

Sogok.

Kata sogok diambil dari bahasa Banyumasan. Sengaja menggunakan kata sogok bukan sodok, sebagai pertanda bahwa permainan ini dimulai dari wilayah Banyumas. Umumnya arti “sogok” adalah alat yang digunakan untuk menyodok sesuatu, bentuknya cenderung bulat, berdiameter kecil dan panjangnya tidak lebih dari tiga meter. Jika lebih panjang lagi namanya “gantar”.

Bahan dan syarat minimal sebuah sogok. Terbuat dari bambu, rotan, kayu atau paralon (pipa air dari plastik). Sogok harus aman; tidak melukai tangan, tidak runcing. Nyaman dimainkan dengan satu tangan, maka tidak boleh terlalu panjang.

Proses Pembuatan Sogok. Siapkan bambu, atau rotan, atau kayu bulat, atau pipa paralon dengan diameter antara 2,5 cm sampai 4 cm, Potong bahan tersebut sepanjang 1,5 meter. Pangkal dan ujung sodok harus rata dan tumpul bagian tepi-tepinya, dengan demikian tidak membahayakan para pemain.

Buatlah dua buah Sodok karena dalam satu pertandingan ada dua tim. Masing-masing tim mendapat satu sodok. Dua buah sodok yang dibuat dari bambu, penjalin, atau kayu, ada kemungkinan ukuran diameter dan beratnya tidak sama, namun ketidaksamaan tersebut kiranya dapat diabaikan.Jika kedua sodok dibuat dari paralon maka dapat dianggap ukuran diameter, panjang dan beratnya benar-benar sama.

Lapangan.

Lapangan untuk bermain Thalelong cukup sederhana. Tidak seluas lapangan sepakbola. Maksimal seluas lapangan basket. Dapat dilakukan di dalam ruangan maupun di lapangan terbuka. Dapat berlantai kayu, semen maupun lapangan berumput.

Ukuran Lapangan dan Garis Lapangan. Lapangan harus rata, datar dan tidak bergelombang, dalam bentuk bidang persegi empat.Ukuran lapangan, Panjang Lapangan: 28 m, Lebar Lapangan: 15 meter, ukuran ini dapat dikurangi namun harus tetap seimbang.Garis batas Bidang Perlindungan Thaler 5 meter x 10 meter, garis yang 10 meter berimpit dengan lebar lapangan, simetris dengan titik tengah lebar lapangan.

Garis batas Bidang Thaler 50 cm x 50 cm, salah satu garis berimpit dengan lebar lapangan, simetris dengan titik tengah lebar lapangan.Lebar Garis lapangan 2 cm sampai 8 cm, berwarna kontras dengan warna lapangan.Titik Tengah, adalah titik yang diperkirakan persis di tengah-tengah lapangan, digunakan untuk memulai pertandingan.

Titik Wei, adalah titik lempar pada saat terjadi pelanggaran berat (hukuman pinalti) atau ketika terpaksa harus dilakukan adu pinalti, titik ini ada ditengah antara titik tengah dengan garis perlindungan.

“Bermain Thalelong bukan pada pertandingan resmi maka permainan ini dapat dilakukan di segala tempat, sempit maupun lapang, sama asyiknya,” kata Toto Endargo.

Seluruh ukuran lapangan, panjang, lebar, jarak Titik Wei, Bidang Perlindungan Thaler dan Bidang Thaler dapat disesuaikan dengan ukuran yang seimbang. Bidang Perlindungan Thaler adalah bidang atau wilayah khusus agar thaler tidak diganggu dan terganggu saat menerima kolong

Pelempar kolong yang satu tim, tidak terlalu dekat dengan thaler, dengan demikian pemain teman setim harus selalu melemparkan kolong saat berusaha mendapatkan point. Bidang Thaler adalah titik berdiri thaler, saat menangkap kolong kaki thaler tidak boleh keluar dari garis batas bidang thaler.           Garis batas lapangan, dalam permainan diatas lapangan tanah, rumput, untuk mudahnya, dapat menggunakan tali rafia yang ditarik dan dipasak dengan paku. Paku harus dilesakkan sedemikian rupa agar kaki pemain dan siapapun tidak terantuk paku tersebut.Titik Tengah, sebuah tanda yang diterakan di tengah lapangan permainan, dapat berupa sebuah tanda saja.

Titik Wei.

“Wei” adalah kosa kata Banyumasan, sengaja digunakan sebagai pertanda bahwa permainan ini dimulai dari Banyumas. “Wei” diterjemahkan sebagai “pemberian”. Titik Wei ini merupakan titik tempat dilakukannya lemparan bebas (=titik pinalti, tembakan bebas) sebagai “pemberian” atau hadiah dari wasit, akibat pelanggaran berat yang dilakukan oleh lawan.

“Titik Wei juga digunakan saat terpaksa harus dilakukan “adu wei” atau dalam sepakbola disebut adu pinalti.Titik Wei dapat berupa sebuah tanda saja,” paparnya.

Teknik Permainan

Thalelong adalah permainan kerjasama yang memerlukan kelincahan bergerak, berlari, meloncat dan melempar. Ada tiga faktor utama dalam permainan Thalelong yaitu: kemampuan teknik dasar, ketahanan fisik, dan taktik kerjasama.

Teknik Dasar. Memegang kolong, setiap pemain umumnya yang memegang kolong dengan satu tangan. Begitu kolong terpegang maka pemain tidak diperbolehkan melangkah, harus tetap berada di titik tangkap.

Mengoper kolong, adalah melempar kolong untuk dapat ditangkap oleh temannya atau untuk dapat dengan mudah ditusuk/ditangkap dengan sogok oleh thaler. Menerima kolong, setiap pemain sebelum menerima kolong dapat bergerak dan berlari kemana saja untuk mencari posisi yang memungkinkan agar dapat menangkap kolong yang dilemparkan oleh teman setim maupun oleh lawannya.

“Incer” adalah kosa kata Banyumasan, dapat diterjemahkan incar, mengincar, membidik, menembak, shooting. “Incer” adalah aktivitas untuk mendapatkan point (goal). Pemain harus secara cermat melemparkan kolong ke arah thaler sedemikian rupa agar kolong dapat ditusuk dengan mudah oleh thaler.

Thaler karena berperan sebagai kiper, sebagai penangkap kolong, harus mampu menangkap kolong yang dilemparkan oleh teman satu tim atau lawan dengan menggunakan sogok. Thaler harus tetap berdiri di bidang thaler, saat menusuk kolong, posisi kaki harus tetap di dalam bidang thaler sampai kolong diberikan untuk dimainkan kembali.

“Dalam permainan, karena pemain yang memegang kolong dilarang melangkah maka pemain tersebut harus mampu meliuk-liukan tubuh, berkelit mengecoh lawan atau gerakan lain, tanpa membahayakan dirinya dan lawannya.Setiap pemain harus bermain secara sportif, sopan, dan sangat berusaha agar gerakan anggota tubuh dan badannya tidak membahayakan dirinya dan lawannya,” ungkap Toto Endargo.

Pemain dan Pendamping

Pemain adalah individu yang terdaftar sah dan yang pada saatnya terlibat dalam permainan di lapangan. Pendamping merupakan individu yang terdaftar sah bertugas mendampingi sebuah tim.

Pemain aktif artinya pemain inti yang berada di lapangan permainan ada 6 (enam) pemain, dengan posisi satu pemain sebagai “Thaler”. Thaler adalah istilah untuk para penyandang Thalassaemia. Penyandang Thalassaemia disebut thaler, mereka setiap kali harus menerima transfusi darah agar dapat hidup sehat dan panjang umur. Istilah ini sengaja digunakan sebagai penghormatan kepada para thaler yang setiap hari harus berjuang untuk tetap hidup.  Thaler dalam Thalelong setiap kali juga harus selalu siap menerima kiriman kolong untuk ditangkap, untuk memenangkan timnya dalam permainan. Thaler identik dengan kiper dalam sepakbola.

Lima pemain sebagai pemain penyerang dan sekaligus pemain bertahan. Memainkan kolong dengan cara meng-oper dan menangkap kolong, bekerjasama untuk meraih point. Tujuan utamanya adalah “plong” (goal) dengan cara melemparkan kolong sedemian rupa sehingga kolong dapat dengan mudah ditangkap dengan cara ditusuk dengan sogok oleh thaler.

Empat pemain sebagai cadangan yang bersiap di sebelah luar garis panjang lapangan. Pemain cadangan diperkenankan menjadi pemain aktif, kapan saja dengan syarat memasuki lapangan di saat kolong mati ataupun di saat kolong hidup. Masuknya pemain cadangan harus didahului dengan keluarnya pemain aktif. Jumlah pemain aktif harus tetap tidak lebih dari 6 (enam) pemain.

Pergantian pemain aktif dengan pemain cadangan dilakukan di garis panjang, tempat tim berkubu.Pemain aktif setelah keluar permainan dapat menjadi pemain cadangan. Pendamping Tim adalah orang yang bertugas mendampingi tim peserta pertandingan, biasa disebut sebagai pelatih, pembina, ofisial atau manager. Sebaiknya berada di antara pemain cadangannya.

“Inti permainan ini, pemain harus mampu bekerja sama dengan rekan setim, berlari, berebut dan melemparkan kolong selama permainan berlangsung. Pemain juga harus berusaha dan mampu mencari posisi yang cermat agar dapat menangkap kolong dan melakukan tembakan kolong ke thaler dengan tepat. Banyak gaya meliuk, membungkuk, meloncat dan menghalangi lawan agar kesulitan saat akan melempar atau menerima kolong,” ungkapnya.

Wasit

Selama bertugas, wasit dilengkapi dengan peluit dibantu oleh satu asisten wasit yang berada pada posisi berseberangan. Tugas wasit dan asisten wasit antara lain, tidak boleh memulai pertandingan jika salah satu tim pemainnya kurang dari 4 (empat) pemain.

Mengawali permainan yaitu dengan cara “tata tengah”, yaitu satu pemain dari masing-masing tim berdiri di berhadapan di depan wasit, posisi di tengah-tengah lapangan, wasit kemudian melambungkan kolong untuk diperebutkan dan dimainkan. Mengesahkan peralatan, kolong, sogok, seragam dan perhiasan/asesoris pemain. Menetapkan waktu mulai dan waktu akhir permainan. Melarang pemain menggunakan alat yang membahayakan pemain. Memutus kankolong keluar atau belum keluar dari lapangan permainan.

Memutuskan tim yang berhak melempar kembali kolong ke dalam permaianan serta sah-tidaknya kolong masuk ke sogok thaler. Wasit juga berhak, memutuskan terjadinya pelanggaran dan memberi hukuman, dalam bentuk peringatan, kartu kuning dan kartu merah.Hukuman yang berupa lemparan bebas (pinalti) dilakukan dari titik wei.

Waktu permainan 2 x 10 menit, istirahat 3 menit, dilakukan pertukaran posisi lapangan. Permainan tambahan dapat dilakukan dengan durasi waktu 2 x 5 menit, istirahat 3 menit, dan dilakukan pertukaran posisi lapangan.

“Permainan Thalelong ini merupakan persembahan POPTI Kabupaten Purbalingga untuk para penyandang Thalassaemia. Adapun bentuk permainan ini adalah wujud sumbangsih POPTI Purbalingga untuk masyarakat, di manapun berada demi pembentukan generasi yang dinamis, kreatif, sportif dan sehat,” ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *