Ribuan umat Islam menutup Festival Jenderal Sudirman (FJS) dengan mengikuti Haul Jenderal Sudirman, istigotsah serta tauziah dari Habib M. Lutfi bin Ali bin Yahya dari Pekalongan. Selain iti juga didatangkan hadroh dari Yonif 400 Raider, Semarang yang membuat suasana semakin semarak dengan alunan musik syalawatannya.
Bupati Purbalingga, Tasdi mengatakan FGS yang baru digelar pertama kalinya mempunyai tujuan. Pertama membangun spritualitas masyarakat Purbalingga. Yakni dengan mengenang dan mendo’akan para pahlawan khususnya Panglima besar (Pangsar) Jenderal Sudirman. Karena atas dharma bhaktinya merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
“Dan bagi penerus bangsa agar dapat mengisi kemerdekaan dengan baik dan benar,” kata Tasdi saat menutup FGS di halaman Monumen Tempat Lahir (MTL) Jenderal Sudirman. Ikut hadir, Danrem Wijayakusuma, Dandim 0708 Purbalingga, Kapolres Purbalingga, Sekda Purbalingga dan Beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Tujuan yang kedua menurut Tasdi bertujuan sosial yakni memumpuk tali silaturahmi antara umaro, ulama dan umat. Karena selama ini sudah ada 3 jenderal yang datang ke MTL Jenderal Sudirman yakni Alm Jenderal Suharto, Jenderal Surono dan Jenderal Ryamicard Ryacudu. Bupati juga bertekad, untuk membangun Rembang menjadi kota ke empat, setelah Purbalingga, Bobotsari dan Bukateja, yakni dengan membangun alun-alun kecil.
“Yang ketiga mempunyai tujuan historis, yakni kepahlawan Jenderal Sudirman menjadi spirit untuk membangun Purbalingga. Kemudian melestarikan budaya hormat kepada para pahlawan yang telah berjasa kepada bangsa dan negara ini,” katanya.
Sedangkan Habib Lutfi mengatakan berkumpulnya para ulama, umaro, TNI/Polri dan masyarakat menjadi kekuatan yang luar biasa untuk Indonesia. Kecintaan terhadap para pahlawan, para wali dan aulia ada dalam Al Qur’an. Nabi Muhammad untuk mengenang kepahlawanan Hamzah selalu ziarah dan memperingati haulnya.
“Saya kira adanya haul Jenderal Sudirman tiap tahunnya, bisa membangkitkan semangat kepahlawan bagi bangsa Indonesia. Dengan dihaulkannya setiap tahun maka di Rembang ini akan bisa menjadi wiasata religi, yang nantinya bisa mendogkrak perekonomian masyarakat,” kata Habib Lutfi.
Sebagaimana kita ketahui bersama, lanjut Habib Lutfi Jenderal Sudirman merupakan seorang guru ngaji, yang sepanjang hidupnya tidak pernah batal wudlunya. Sehingga peringatan haul sudah tepat guna mengenalkan kepahlawanan Jenderal Sudirman kepada generasi muda, serta selalu mencintai Indonesia sebagai tumpah darahnya.
” Setelah pulang belajar dari Mesir, Amerika dan lainnya, maka Indonesia tetap merupakan tumpah darah kita dan tanah air kita,” pungkas Habib Lutfi