Hari Santri Nasional 2019. Lesbumi NU Kabupaten Purbalingga Tolak Radikalisme dan Terorisme

Uncategorized74 views

Pentas Seni dan Budaya yang diselenggarakan oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdhatul Ulama (Lesbumi NU) Kabupaten Purbalingga di Gedung Sekretariat Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama Jalan Mayjend DI panjaitan 61 Purbalingga, Sabtu malam (19 Oktober 2019) berlangsung meriah.

Pementasan Teater Brangkas dan Teater Katasapa yang menampilkan cerita Kolor Ireng magnet bagi para penonton. Tambah hangat dengan pembacaan puisi, orasi budaya serta suguhan musik religi.

“Kegiatan ini didedikasikan untuk untuk Hari Santri Nasional (HSN) Ke 4 tahun 2019. HSN ini selalu diperingati setiap tanggal 20 Oktober,” Ketua  Lesbumi NU, Trisnanto Budidoyo kepada cyber media lintas24.co, Sabtu (19 Oktober 2019)

Alumni Pondok Pesantern Al Asy’ariyah Kalibeber Wonosobo ini menambahkan, sejalan dengan tema Peringatan HSN 2019 yakni Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia. Sesungguhnya pesantren adalah laboratorium perdamaian. Sebagai laboratorium perdamaian, pesantren merupakan tempat menyemai ajaran Islam rahmatanlilalamin, Islam ramah dan wasatiyah (moderat).

“Kami dari Lesbumi NU, malam ini juga menyatakan sikap terkait radikalisme dan terorisme,” tuturnya.

Pernyataan sikap Lesbumi NU Purbalingga lanjut Trisnanto yakni, menolak tumbuh dan berkembangnya radikalisme di Kabupaten Purbalingga. Berupaya keras dan senantiasa tidak akan memberikan peluang atas tumbuh dan berkembangnya radikalisme dan terorisme.

“Ikut secara aktif dalam upaya memerangi kegiatan radikalisme dan terorisme. Satu hati, satu pikiran, satu rasa, satu gerak untuk Kabupaten Purbalingga dengan selalu terus memupuk dan menjaga toleransi masyarakat,” tuturnya.

Ryan Rachman, sutradara Kolor Ireng yang juga pegiat seni budaya dari Taeter Katasapa menuturkan, cerita kolor ireng ini menggambarkan suasana pesta demokrasi yang terjadi di satu desa. Keinginan petahana Kepala Desa untuk memimpin desa kembali dilakukan dengan segala cara. Satu cara yang dilakukan sang Kades itu adalah menyebar kolor ireng disetiap penjuru desa.

“Cerita Kolor Ireng ini hasil karya Agustav Triono. Kami berharap, masyarakat teredukasi melalui seni peran teater tentang pemahaman berpolitik yang santun dan cerdas. Membangun pemahaman tata cara mengikuti pesta demokrasi di Indonesia,” tuturnya

Untuk diketahui, 22 Oktober ditetapkan sebagai HSN melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 dan ditandatangi oleh Presiden Joko Widodo.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *