Laporan terbaru yang dirilis oleh Google, berjudul “Covid-19 Community Mobility Report” menyebutkan, tingkat kerumunan di sejumlah pusat keramaian di beberapa wilayah di Indonesia turun drastis. Sebaliknya, kerumunan di wilayah pemukiman justru meningkat.
Data tingkat kerumunan ini diperoleh berdasarkan sejumlah pengguna anonim yang menyalakan fitur “Location History” di perangkat Android mereka. Data ini sendiri menunjukkan grafik tingkat kerumunan dalam kurang lebih tiga bulan terakhir (29 Februari – 11 April), dan dijanjikan akan diperbarui secara berkala.
Google mengklaim bahwa pihaknya tidak mengambil data pribadi penggunanya. Sebab, mekanisme pengumpulan data disebut mirip dengan apa yang sudah mereka terapkan di beragam aplikasi bikinannya, salah satunya Google Maps.
Ini artinya, akibat merebaknya wabah Covid-19, secara garis besar, tingkat kerumunan di wilayah pemukiman di 34 provinsi Indonesia semuanya meningkat, lebih ramai dibanding hari biasa (baseline).
Kisaran peningkatan yang dicatat berkisar di angka 10 hingga 22 persen, sebagian besar orang Indonesia berdiam diri di rumah selama masa pandemi Covid-19 berlangsung. Di dalam laporan itu, Google menyajikan data berupa tingkat kerumunan di sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia, lengkap dengan rincian daerah yang berada di negara tersebut.
Tingkat kerumunan ini dibagi menjadi enam kategori, yakni tempat umum dan rekreasi, pusat grosir dan apotek, taman bermain dan sejenisnya, stasiun dan terminal, kawasan bisnis, serta pemukiman.
Di wilayah DKI Jakarta sendiri, Google mengklaim area pemukiman lebih ramai 22 persen dibanding hari normal. Tak aneh memang, lantaran pemerintah DKI Jakarta memang telah menerapkan imbauan physical distancing dan bekerja dari rumah (work from home/WFH) untuk memutus rantai penyebaran Covid-19
Sebaliknya, kategori tempat keramaian lain menunjukkan tren penurunan, seperti stasiun atau terminal yang lebih sepi 69 persen dibanding hari biasa. Begitu pula dengan kategori tempat umum dan rekreasi, pusat perbelanjaan, taman, serta area bisnis dengan masing-masing penurunan mencapai 63 persen, 34 persen, 61 persen, dan 43 persen.
Selain wilayah Jakarta, beberapa provinsi padat penduduk lainnya seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, hingga Sulawesi Selatan juga menunjukkan tren kerumunan yang serupa dengan DKI Jakarta.
Tingkat kerumunan area pemukiman di empat provinsi ini mengalami peningkatan yang sama, yakni 18 persen (kecuali Jawa Timur 15 persen) lebih ramai dibanding keadaan normal. Terlepas dari itu, lima kategori kawasan lainnya di empat provinsi ini juga tak sepadat biasanya, dengan angka penurunan pengunjung berkisar 19 – 61 persen.
Adapun fitur Location History tadi memang mati secara default, dan bisa diaktifkan atau dinon-aktifkan melalui pengaturan di halaman akun Google. Artinya, fitur tersebut tak akan menyala tanpa persetujuan dari pengguna.