Fim Jejak Langkah 2 Ulama Disajikan Kepada  Masyarakat Purbalingga

Uncategorized148 views

Karang Taruna Cakra Wiratama Desa Pagerandong dan Karang Taruna Desa Selanegara, Kecamatan Kaligondang menginisiasi pemutaran  film Jejak Langkah 2 Ulama.

Film yang mengisahkan perjalanan hidup dan persahabatan dua tokoh ulama  KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah dan KH Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) saat masa remaja yang sedang belajar di pondok pesantren yang sama disajikan di Balai Desa Selanegara Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu malam (26 Februari 2020).

Di film ini, penonton akan dimanjakan dengan base true story dari kedua tokoh besar dari masa kecil hingga memperjuangkan tegaknya agama di bumi Indonesia.Tidak banyak orang tahu KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari memiliki guru yang sama.Baik guru ketika ada di Indonesia dan saat keduanya memperdalam ilmu agama di Makkah al-Mukarramah.

Dalam film itu, Muhammad Bismar Umbu Nay memerankan sebagai Sarman, santri KH M Hasyim Asy’ari. Sidqi Mudzakir, pengurus Pesantren Tebuireng memerankan KH M Hasyim Asy’ari masa muda. Sedangkan sosok masa tuanya diperankan langsung oleh Gus Riza, putra dari KH Yusuf Hasyim yang masih merupakan cucu dari KH M Hasyim Asy’ari

Film yang disutradarai Sigit Ardiansyah menggambarkan kepribadian dua ulama pendiri dua organisasi besar yakni NU dan Muhammadiyah. Juga sosok dua sahabat karib yang tinggal di tempat berbeda dan berjuangan menghadapi tantangan dakwah

Dengan mendirikan dua organisasi yang besar yakni Muhammadiyah dan NU. Pendirian Muhammadiyah dan NU merupakan satu kerisauan KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari melihat kondisi ketika itu. KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta dan di daerah keraton. Sedangkan KH Hasyim Asy’ardi mendirikan NU di kawasan Tebuireng

Dengan perbedaan lokasi inilah yang membuat cara kedua ulama dalam berdakwah memiliki cara tersendiri. Kedua ulama itu berhasil menanamkan ajaran Islam yang damai, teduh, toleran, mencerahkan, dinamis, membangun dan mempersatukan bangsa di Indonesia.

“Saya melihat ada pesan utama yang ingin disampaikan lewat film ini. Yakni memahami perbedaan, menjunjung persamaan. Perbedaan bukan untuk dihormati, melaikan untuk dipahami,” ungkap Fitroh yang menonton film hingga paripurna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *