Kegiatan “bersih-bersih” dilakukan Facebook di jejaringnya. Perusahaan media sosial itu mengatakan telah menghapus sebanyak 3,2 miliar akun palsu dalam periode 6 bulan antara April hingga September 2019.
Dikutip cyber media lintas24.com dari CNBC. Dalam laporan transparansi terbaru, menyebutkan jumlah tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana Facebook melaporkan penghapusan sebanyak 1,5 miliar akun palsu.
“Akun-akun palsu memang banyak bertebaran di Facebook. Saat ini pun, Facebook memperkirakan bahwa 5 persen dari 2,45 milar pengguna aktif bulanannya tak lain merupakan akun abal-abal,” tuturnya.
Disebutkan bahwa, dalam periode antara April hingga September 2019, Facebook menghapus lebih dari 1,2 juta konten bermuatan pornografi anak di Instagram, berikut 1,6 juta konten bertema bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.
Facebook memang secara rutin memberikan update soal implementasi Community Standards, yakni aturan yang menentukan konten mana saja yang dibolehkan di jejaring sosialnya. Namun, meski rajin bersih-bersih, pengelola jejaring sosial terbesar di dunia ini tak luput dari kritik.
Misalnya menyangkut sikap yang diambil terhadap iklan berbau politik. Berbeda dari Twitter yang mengambil sikap tegas dengan sama sekali melarang iklan politik, Facebook masih membolehkan iklan semacam itu dengan alasan menjunjung prinsip kebebasan berekspresi.