Warnanya Sudah Mulai Kekuningan
Sebagian beras untuk warga miskin (Raskin) yang tersimpan di gudang milik Bulog di PUrwonegoro Kabupaten Banjarnegara, ternyata merupakan stok lama. Lamanya waktu penyimpanan, disinyalir menjadi penyebab turunnya kualitas beras yang disimpan.
Ketua DPRD Kabupaten Banjarnegara, Saeful Muzad mengatakan, saat ini stok raskin di gudang Bulog Purwonegoro sebagian merupakan stok lama. Hal ini diketahui berdasarkan sidak yang dilakukannya, Senin (11/5).
“Tadi untuk mengecek stok lama masih ada berapa,” katanya usai sidak. Pihaknya menemukan beras stok lama dengan warna kekuningan. “Kira-kira masih ada stok 900 ton,” jelasnya.
Beras pengadaan Oktober – November 2014 ini didistribusikan bersamaan dengan stok beras yang baru, sehingga beras yang lama ini akan berkurang.
Dia memperkirakan stok beras lama ini akan habis dua bulan ke depan. Sedangkan stok beras yang baru sekitar 2.900 ton. Meskipun beras baru, beras yang dihasilkan kualitasnya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan beras hasil panen musim kemarau.
“Beras musim hujan dengan beras musim kemarau beda,” ungkapnya. Menurut dia, kadar air dan tingkat keremukan beras hasil panen musim penghujan juga tidak sebagus musim kemarau. “Kualitas sekarang belum bagus sekali,” paparnya kepada Lintas24.com Selasa (12/5).
Meskipun demikian, raskin yang ada, masih layak untuk dikonsumsi. Menurut dia, karena harga pembelian beras untuk raskin Rp 7.300 per kilogram, kualitasnya belum seperti yang diharapkan masyarakat.
Dengan harga tersebut, menurutnya, sulit untuk mendapatkan beras dengan kualitas yang benar-benar bagus. “Minimal Rp 8 ribu. Berat jika menggunakan harga sekarang,” ungkapnya. Mengenai stok, menurut dia aman untuk tiga bulan kedepan.
Kepala Bagian Perekonomian Setda Banjarnegara, Teguh Handoko mengatakan, saat ini kualitas raskin sudah mengalami peningkatan. Demikian pula dengan jatah yang diperoleh oleh masing-masing Kepala Keluarga (KK).