Baca Juga: Mantan Guru dan Siswa SMA Negeri 1 Bukateja Dilantik Bersamaan Jadi Kepala Dinas
Baca Juga: “Aku Pahlawan Masa Kini”, Tema Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2019
Baca Juga: Mengenal Mayjend Sungkono Putra Asli Purbalingga, Pahlawan Pertempuran Surabaya 10 November 1945
Baca Juga: Mayor Jenderal Sungkono Sang Ahli Pertempuran Surabaya 10 Nopember 1945
Sosok pria berbadan tegap dan berseragam militer turun dari kendaraan. Sikap sempurna terlihat. Tak berapa lama sikap penghormatan diberikan sosok berseragam militer kepada pria berbaju warna coklat muda. Keduanya saling memberi dan menerima penghormatan.

Baca Juga: Kodim 0702 Purbalingga Gelar Binter di MTL Panglima Besar Jenderal Soedirman
“Saya Wahyo Yuniartoto Pak Guru. Pak Bambang Haryanto masih ingat saya?,” ungkap pria berbadan tegap dan berseragam militer itu tanpa menyebutkan pangkatnya. “Saya masih ingat, selamat datang kembali di SMA Negeri 1 Bukateja,” balas pria berbaju warna coklat muda.
Baca Juga: Anggota Kodim 0702/ Purbalingga Ikut Gebrak
Letkol Inf. Wahyo Yuniartoto, S.E,M.Tr.Han mencium tangan Bambang Haryanto (kanan), sang guru saat bersekolah di SMA Negeri 1 Bukateja disaksikan Kepala Sekolah, Nur Samsudin, S.Pd, Fis
Ya, suasana pagi itu, Senin Senin (11 Nopember 2019) diselimuti aura penghormatan dan saling menghargai. Tak lama berselang, pria berbadan tegap dan berseragam militer yang mengaku Wahyo Yuniartoto itu mencium tangan Daryano, Guru Mata Pelajaran Akutansi. “Apa kabar Bapak? Sehat?,” sapanya. Ratusan pasang mata yang berada di SMA Negeri 1 Bukateja saling menebak, siapakah gerangan pria berbadan tegap dan berseragam militer yang mengaku Wahyo Yuniartoto itu.
Baca Juga: Kerabat 91” Gelar SMA Negeri 1 Bukateja Gelar “Reunion Twenty Eight”
Baca Juga: Disain Batik Mufti Nur Rosyid Siswa SMA N 1 Bukateja Terbaik
Ternyata, pria berbadan tegap dan berseragam militer lengkap dengan pemakaian pangkat dua melati emas di bahu itu adalah Letnan Kolonel (Letkol) Inf. Wahyo Yuniartoto, S.E,M.Tr.Han, Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 0703/ Cilacap. Pria kelahiran Purbalingga, 18 Juni 1979 merupakan alumni tahun 1997 SMA Negeri 1 Bukateja.
Kehadiran perwira menengah alumnus Akademi Militer Magelang tahun 2001 dari kecabangan Infanteri Baret Merah di SMA Negeri Bukateja ini bertujuan membangun pondasi silaturahmi bersama para guru dan siswa sekaligus dalam rangka peringatan Hari Pahlawan Nasional tahun 2019.
Baca Juga:Tabloid Elemen Serahkan Traffic Cone untuk SMA Negeri 1 Bukateja.
Baca Juga: HUT Ke 30 Tahun 2016, SMA Negeri 1 Bukateja Festival Jajanan Pasar Tumbuhkan Kecintaan Bangsa

Mantan Komandan Batalyon 14 Grup 1/ Para Komando Kopassus inipun didapuk menjadi pembina upacara bendera yang diikuti oleh 930 siswa SMA Negeri 1 Bukateja. Dalam amanatnya, Letkol Inf. Wahyo Yuniartoto, S.E,M.Tr.Han mengajak seluruh peserta upacara untuk menjadikan peringatan Hari Pahlawan sebagai momentum membangkitkan semangat berinovasi. Sesuai dengan tema peringatan Hari Pahlawan Nasional tahun 2019 yakni “Aku Pahlawan Masa Kini” dengan melakukan aksi nyata seperti penguatan karakter diri, menanamkan nilai-nilai cinta tanah air dan kedisiplinan sebagai pondasi berbangsa dan bernegara
“Didalamnya, terdapat nilai karakter integritas yang mendasari perilaku seseorang untuk selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenara,” tuturnya.
Letkol Inf. Wahyo Yuniartoto, S.E,M.Tr.Han menambahkan, tak kalah penting, nilai karakter mandiri yang merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan selalu menggunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Baca Juga: Kapendim 0702 Purbalingga, Sertu Satria Feri Sonarya: Pendim Punya Peran Strategis
Baca Juga: Serka Iska Yuniarti, Babinsa Perempuan Pertama di Jawa Tengah
Baca Juga: Di Purbalingga, Stik Es Krim Babinsa Jadi Perekat Persatuan Warga
“Untuk itu para siswa harus mampu mandiri memiliki etos kerja yang baik, tangguh, berdaya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat,” tuturnya.
Ketika ditanya budaya cium tangan atau istilahnya sungkem, Letkol Inf. Wahyo Yuniartoto, S.E,M.Tr.Han berpendapat, sungkem kepada guru adalah mahkota kehidupan
“Sama halnya ketika kita bersimpuh dihadapan Ibu Bapak kita,” ungkapnya
Sementara itu, Kepala Sekolah, Nur Samsudin, S.Pd, Fis mengaku bangga dengan apa yang ditunjukan oleh Letkol Inf. Wahyo Yuniartoto, S.E,M.Tr.Han
“Mencium tangan guru walaupun sudah tidak mengajarnya. Ini sebuah penghormatan pada seorang Guru yang memang saat ini jarang kita lihat lagi. Penghormatan ini membuat kami para guru menjadi trenyuh. Dan ini bisa dijadikan contoh teladan bara para siswa yang juga yunior, adik-adik kelasnya Letkol Inf. Wahyo Yuniartoto, S.E,M.Tr.Han,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan, Firdian Alamsyakh, S. Pd guru Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK) yang juga alumni tahun 1998 SMA Negeri 1 Bukateja. Ia mengatakan, saat bersekolah dulu, sosok Letkol Inf. Wahyo Yuniartoto, S.E,M.Tr.Han rajin dan selalu berpenampilan rapi.
“Saya adik kelas, Saya kelas 1 Mas Wahyo Yuniartoto kelas 2. Dulu saat bersekolah, setiap hari pakaiannya rapi dan selalu dimasukan kedalam celana, rambutnya selalu dicukur rapi. Kehadirannya kali ini diharapkan dapat menambah motivasi belajar bagi para siswa di SMA Negeri 1 Bukateja,” tuturnya