Dahuni Indonesia Foundation menggelar acara “Blusukan: Bringing English to Life” atau membawa Bahasa Inggris ke dalam kehidupan sehari-hari bersama, di Aula SMPN 3 Purbalingga. Senin (17 Juli 2019)
Pendiri Dahuni Indonesia Foundation, Riyani Indriyati mengungkapkan, merupakan yayasan amal yang didirikan pada 2012 oleh pasangan suami istri, Riyani Indriyati asli Boyolali dengan Taco Franssen dari Belandaa.Yayasan yang kini berpusat di Houston Amerika Serikat ini bergerak di bidang pendidikan berupa bantuan beasiswa dan layanan bimbingan.
“Dalam perkembangannya, Yayasan Dahuni ikut berpartisipasi membantu pendidikan di negara Thailand, Kamboja dan Indonesia,”ungkapnya kepada cyber media lintas24.com.
Ia menjelaskan, ada 12 sekolah yang terlibat. Terdiri siswa dari SMPN 1 Purbalingga, SMPN 2 Purbalingga, SMPN 3 Purbalingga, SMPN 4 Purbalingga, SMPN 5 Purbalingga dan SMPN 1 Bojongsari.
Kemudian SMPN 1 Padamara, SMPN 2 Padamara, SMPN 1 Kutasari, SMPN 2 Kutasari, SMPN 3 Kutasari, dan SMPN 4 Kutasari.
Untuk acara yang akan diikuti siswa SMA, diikuti 10 SMA. Terdiri SMAN 1 Bobotsari, SMAN 2 Purbalingga, SMAN 1 Karanganyar, SMAN 1 Bukateja, SMAN 1 Rembang, SMKN Rembang, SMAN 1 Sampang, SMA Maarif Karanganyar, SMA Maarif Karangmoncol dan SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari.
“Acara Blusukan: Bringing English to Life untuk 100 siswa SMP se Purbalingga, kami gelar dua hari, Senin-Selasa (17-18/6/2019). Selanjutnya, dua hari juga, Rabu-Kamis (19-20/6/2019), kami peruntukkan bagi 100 siswa SMA, di Desa wisata Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Kami membawa 20 volunteer atau relawan dari berbagai negara, termasuk dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka kami beri kebebasan untuk mengajak anak-anak SMP dan SMA bermain sambil belajar bahasa Inggris yang menyenangkan,”ungkapnya
Pengurus Dahuni Foundation Indonesia, Khaerul Anwar menambahkan, kegiatan serupa pernah diadakan di Boyolali dan memperoleh tanggapan positif dari pemerintah daerah setempat.
“Kami mengusung tema Blusukan 2019: Bringing English to Life, yakni mengajak para pelajar blusukan ke berbagai tempat. Di sela-sela kegiatan itu kami membawakan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari mereka,” ujar Khaerul Anwar yang juga Kepala SMAN 3 Boyolali.
Ia menjabarkan, selama kegiatan itu, para pelajar SMP maupun SMA, diajak belajar bahasa Inggris dengan aneka metode menarik maupun aneka permainan yang menyenangkan.
Di antaranya ada acara Show and tell, Warm up games, Critical thinking, Lip-sync battle, practice session dan bonfire (api unggun).
“Pokoknya, baik SMP maupun SMA acaranya kami kemas menyenangkan,” ujar Khaerul Anwar, alumnus SMAN 1 Purbalingga tahun 1987 ini.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Ir. Setiyadi, M.Si ketika membuka kegiatan ini di SMPN 3 Purbalingga menandaskan, Sumber Daya Manusia (SDM) di Purbalingga harus dibangun sejak dini, agar pintar berbahasa Inggris
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ini bagus, sebagai upaya mempersiapkan SDM di bidang keterampilan berbahasa Inggris. Dan tentunya, wawasan para pelajar terhadap dunia internasional, kini bertambah, karena bisa berinteraksi langsung dengan orang dari berbagai bangsa,” ujar Setiyadi.
Salah seorang siswa, Destra Ditya Aldiansyah ketika diminta komentarnya tentang kegiatan ini, merasa senang. “Belajar bahasa Inggris langsung dengan orang dari Inggris, Amerika dan berbagai negara, sangat mengasyikkan. Saya berharap, acara seperti ini setiap tahun sekali diadakan,” ujar Destra, siswa Klas 7A SMPN 3 Purbalingga.