Begitu lincahnya tangan gadis berkerudung ini memainkan alat-alat mekanik tersebut dan tak membuat dirinya canggung dalam melakukan perbaikan sepeda motor.
Berteman dengan kunci pas, obeng, dan tang serta akan berurusan dengan oli yang dapat menghitamkan kuku sudah menjadi pilihan Catur Martya Riani
Menjadi mekanik sepeda motor mungkin tak pernah terbayangkan oleh sebagian besar perempuan.
Namun, gadis lajang kelahiran Purbalingga 9 Maret 2005 yang masih menimba ilmu di klas XI jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) SMK Negeri 1 Kaligondang ini, meneguhkan hati masuk ke dunia yang banyak diminati kaum adam merupakan langkah awal mewujudkan mimpi besarnya.
Lulusan MTs Muhamadiyah 1 Purbalingga ini mengaku, memutuskan mengambil jurusan di bidang permesinan, karena satu hobi dalam dunia permesinan motor.
“Modal keyakinan dan percaya diri saja. Karena sejak dulu suka melihat pekerjaan bongkar-bongkar mesin motor,” kata Catur biasa temannya memanggilnya, saat praktek kerja industry di bengkel Isdiman Motor Purbalingga, Sabtu (08 Januari 2022)
Dirinya mengaku, sebagai pelajar jurusan TBSM harus tekun menyerap ilmu pengetahuan secara teori yang diberikan para guru. Apalagi, saat pandemi covid-19 seperti sekarang ini. Ketekunan menjadi modal utama kesuksesan belajar.
“Sekolahnya daring. Jarang tatap muka. Nah, ilmu secara teori yang diberikan guru saat daring, harus kita kuasai. Kemudian dibandingkan dengan praktek yang sesungguhnya dibengkel ini,” kata anak ketiga dari pasangan suami istri, Suhari dan Rohmani yang tinggal di RT 05 RW 02 Desa Jatisaba Kecamatan Purbalingga
Penggemar makanan seblak super pedas ini berharap, kelak setelah lulus sekolah akan membuka bengkel sepeda motor. Pengelolaan bengkelnya harus professional dan harus mengedapankan transparansi.
“Maksudnya, jika ada penggantian spare part harus ditanyakan kepada pemiliknya dulu. Jangan asal ganti. Bengkel itu akan saya kelola dengan menagemen yang bagus. Doakan ya, semoga saya bisa sukses,” katanya
.