Sinau Bareng Cak Nun di Limbangan Purbalingga
Emha Ainun Najib atau yang dikenal Cak Nun mengajak masyarakat Purbalingga untuk belajar bersama. Tidak hanya sekedar sinau, tapi tahu caranya sinaune sinau (mempelajari cara belajar). Menurutnya tidak bisa sebuah kata berdiri sendiri, harus paham kata tersebut dari sudut pandang siapa.
“Kita kembalikan pemahaman teks terhadap apa saja, agar kamu tidak gampang berkelahi, tidak gampang marah. Harus diperjelas segala sesuatunya,” katanya saat sinau bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng di di Lapangan Desa Limbangan, Kutasari, Senin (27 Januari 2020).
Acara berlangsung dialogis antara Cak Nun dengan masyarakat yang mayoritas adalah pemuda. Cak Nun mencontohkan, ketika ada yang menannyakan kamu muslim atau kafir. Maka jawabannya bisa jadi dua-duanya. Yakni muslim menurut Allah, dan kafir bagi Iblis. Demikian dengan tudingan radikal.Yakni radikal menurut siapa?. Karena semua hukum itu sifatnya radikal, yaitu tidak ada kompromi, harus, dan tidak boleh tidak.
“Termasuk Allah memerintahkan kita untuk Sholat itu radikal atau tidak? radikal, karena kita tidak boleh tidak sholat. Sekarang kaum radikalis yang dibilang pemerintah itu yang bagaimana? yaitu yang radikal bagi pemerintah. Kamu bisa bilang orang itu radikal atau tidak itu tergantung sebabnya, dan pijakannya,” katanya.
Ia mengajak agar jangan berhenti ketika sesuatu masih harus terus berjalan. Tapi harus berhenti ketika memang sudah saatnya berhenti. Jadi harus proporsional. Misalnya, sepak bola itu bagus ketika berlangsung di lapangan sepakbola, tapi jika di depan masjid maka akan bisa merusak kaca-kacanya.
“Jadi semua ada tempatnya ada ruangnya, ada waktunya, ada proporsinya,” katanya.
Ketua Karang Taruna Kabupaten Purbalingga, H R Bambang Irawan menyampaikan apresiasinya kepada Karang Taruna Desa Limbangan yang telah mempelopori acara Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng ini.
“Tadi Mbah Nun sudah sampaikan bahwa kita tugasnya adalah bertanya, bukan untuk mengajari. Intinya disaat kita bisa bertanya maka disitu juga kita akan menjawab. Tetapi belum tentu juga disaat kita bisa menjawab disitu kita bisa bertanya,” katanya.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dalam sambutannya berharap agar kedatangan Mbah Nun ini akan menambah motivasi kita untuk memperdalam ilmu agama. Karena kegiatan majelis seperti ini memiliki berbagai tujuan, pertama Hablum Minallah, meningkatkan keimana kita kepada Allah subhanahuwataala. Selain itu juga Hablum Minannas, meningkatkan Silaturahmi baik ukhuwah Islamiyah, wathoniyah maupun basyariyah.
“Banyak pemuda-pemudi yang hadir, dari acara yang diinisiasi oleh Karang Taruna Desa Limbangan ini. Saya yakin semua ke sini memiliki tujuan yang sama, ingin Sinau Bareng bersama Mbah Nun dan Kiai Kanjeng. Saya harap, sinau kali ini bisa menambah motivasi kita untuk memperdalam Ilmu agama Islam,” katanya