Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes hanya mengandalkan satu armada truk tangki milik BPBD Provinsi untuk mendistribusikan air bersih. Padahal, kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kabupaten Brebes meningkat drastis saat kemarau seperti saat ini.
Sekda Brebes, Djoko Gunawan mengungkapkan, selain truk tangki milik BPBD Pemprov, kebutuhan air bersih juga bisa disalurkan melalui truk tangki lain. Seperti yang dimiliki Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Brebes. Sehingga, BPBD harus berkoordinasi dengan PDAM agar bisa menyalurkan air bersih.
“Ya meskipun hanya satu tapi setiap hari dropping dua kali, terkadang hanya mampu satu kali droping karena jaraknya jauh. Jadi, untuk saat ini kami baru bisa menjangkau 27 desa di 8 kecamatan di Brebes.Sisanya diupayakan melalui jalur lain baik melalui bantuan CSR dari perusahaan atau ormas hingga forkopinda lainya termasuk BUMD,” katanya, Selasa (3 September 2019).
Djoko menjelaskankan, ada satu kecamatan di Kabupaten Brebes yang terkena dampak paling parah. Yakni Kecamatan Larangan. Beberapa desa di kecamatan ini, sumber sumber air telah mengering.
“Di sana malah ada sebuah desa di kecamatan Larangan, sama sekali tidak memiliki sumur karena tidak ada sumber air. Sehingga untuk keperluan harian, mereka harus membeli dari pedagang eceran,” ungkapnya.
Sesekali, mereka mendapatkan bantuan air dari pemerintah melalui BPBD dan lembaga lain seperti Polres Brebes, dan pihak swasta. Namun bantuan yang mereka terima hanya untuk mencukupi kebutuhan selama satu hari.
Untuk teknis pelaksanaanya, wilayah kecamatan mana yang membutuhkan, bisa langsung didroping oleh armada milik PDAM. Kemudian, untuk di wilayah Brebes selatan, PDAM juga sudah menyiapkan armadanya.
“Sudah kita ketahui bersama, kalau PDAM kan bagian dari pemerintah daerah juga, jadi tidak masalah. Apalagi, di PDAM kini memiliki 8 unit armada tangki. Saya kira jumlah ini cukup untuk menjangkau wilayah yang kesulitan air bersih di lahan yang membutuhkan droping air bersih,” tuturnya.
Untuk diketahui, memasuki awal bulan September 2019, jumlah desa yang mengalami kekeringan mencapai puluhan yang tersebar di 14 Kecamatan.BPBD pun kewalahan melayani permintaan air bersih dari masyarakat setiap harinya. Mereka hanya mampu mengakomodir belasan desa di 8 kecamatan.