Borobudur Marathon 2019 akan digelar pada 17 November 2019 mendatang. Jersey dan medali untuk para pelari telah resmi diluncurkan di Plataran Heritage Borobudur Hotel & Convention, Minggu (6 Oktober 2019). Panitia menargetkan peningkatan peserta dari luar negeri.
“Kemarin kami bersama-sama melakukan promo sampai di Jepang. Konsepsi pariwisata, saya ingin urun rembuk sedikit deh, 100 pendaftar pertama lewat online saya kasih piknik. Namanya, Fun Trips. Jadi 100 pendaftar pertama yang lewat online terutama dari asing, itu saya kasih piknik gratis,” kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinung Nugroho Rachmadi di sela-sela peluncuran jersey dan medali.
Ia menyatakan, ada promo menarik yang diberikan panitia untuk 100 peserta pertama dari mancanegara, yakni piknik gratis. Piknik cuma-cuma ke titik-titik wisata sekitar Borobudur ini akan diberikan ke peserta selepas marathon digelar.
“Kemarin ada acara Gantole nasional juga di Gunung Telomoyo, itu datang dari beberapa negara termasuk dari Brasil. Lha itu juga kita kasih paket, bagi 10 pendaftar pertama dikasih fun trips. Itu kan memberikan stimulasi orang untuk datang termasuk Borobudur Marathon. 100 pendaftar pertama dari luar negeri.”
“Target kita kalau tahun kemarin kan yang ikut Borobudur Marathon dari pelari luar negeri sekitar 300 pelari. Target kita kali ini paling nggak 400-500 pelari, minimal 400 dari luar negeri. Harapan kita dengan adanya 100 pendaftar pertama (dapat piknik gratis) itu bisa kita dorong menstimulasi pelari luar negeri datang ke sini,” katanya.
Borobudur Marathon sebagai ajang Sport Tourism memang jadi salah satu cara yang digelar untuk mendongkrak pariwisata di kawasan Borobudur. Pemerintah telah menjadikan Borobudur sebagai kawasan prioritas kepariwisataan nasional.
“Konsep kolaborasi antara sport tourism itu yang terus menerus kita dorong. Terlebih, Presiden Joko Widodo memberikan salah satu garis bawah bahwa Borobudur merupakan salah satu super prioritas dalam pengembangan, penopang, pilar dari kepariwisataan nasional,” kata Sinung.
“Bahwa harus ada satu event, bukan hanya penyelenggaraan event musik saja, bukan hanya penyelenggaraan kultural saja. Tetapi bagaimana kita mengemas konsep sport tourism menjadi sesuatu hal yang ikonik tetep dengan konsep Borobudur sebagai intinya dan sportnya dapat yaitu marathon,” ujarnya.