Bagi Agus Sarkoro bakal calon Bupati Purbalingga tahun 2020, Mbangun Desa – Nata Kota, Makmur Desane – Maju Kotane menjadi misi andalan dalam membangun Kabupaten Purbalingga kedepan. Pasalnya, pembangunan adalah perubahan ke arah yang lebih baik.
Untuk itu setiap gerakan pembangunan akan diatur dan ditata untuk dapat mencapai target yang dituju dengan sasaran seluruh wilayah dan masyarakat Purbaalingga.
Konsep Pembangunan diarahkan untuk membangun manusia seutuhnya. Reformasi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berfokus pada pelayanan publik. Pelayanan kegiatan usaha dan pelayanan sosial. Desa menjadi pusat pembangunan ekonomi dan sosial. Kota sebagai pusat pemerintahan budaya perdagangan, pendidikan, kesehatan dan industri, guna mendukung kemajuan perekonomian Desa.
Dalam menjalankan visi dan misi pembangunan Kabupaten Purbalingga, Agus Sarkoro yang juga alumni SMP Negeri 1 Purbalingga tahun 1985 dan SMA Negeri 1 Purbalingga tahun 1988 mengedepankan “Sebelas Amanah Program Unggulan”.
Pertama, Negara harus hadir hingga ke rumah tangga untuk menjamin akses terhadap pendidikan kesehatan, pangan dan pekerjaan. Kedua, penegakan hukum, dengan prioritas terhadap aspek Kerawanan Sosial Lingkungan Hidup dan Kemaksiatan.
Ketiga, gerakan partisipatif warga melalui Dasa Wisma , Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), dan Karang Taruna. Kemudian tak kalah pentingnya, Satu Desa – Satu Kedung – Satu Gudang – Satu Unggulan. Serta, konektifitas kewilayahan dengan membangun Purbalingga Ringroad dan Wirasaba
“Kita targetkan, membuka Kawasan Industri baru seluas 100 Hektar dan Kawasan Hunian Baru 1.000 Hektar. Implementasi Integratid Farming pada sektor budidaya pangan. Serta menjadikan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Koperasi sebagai lokomotif ekonomi kerakyatan,” tutur Pendiri Koperasi Syariah Ganesha 88 Sejahtera Purbalingga.
Pria kelahiran Desa Karangaren, Kecamatan Kutasari, 7 Agustus 1969 meyakini, membangun manusia seutuhnya yakni manusia yang sehat rohani sehat jasmani, sehat mental sehat ekonomi dan sehat sosial. Demikian pula penggunaan sarana dan prasarana pembangunan akan dipergunakan secara efektif dan efisien secara merata
“Tentunya, dengan tidak mengabaikan prioritas pembangunan yang ditetapkan. Ujung dari pembangunan ini adaah terbentuknya kehidupan dengan sarana prasarananya yang lebih baik dari sebelumnya,” kata Suami dari Endah Rochani
Melalui misi yang kesembilan dan kesepuluh, Ketua Dewan Pengawas Yayasan Al Ikhlas yang bergerak dalam bidang pembinaan kewirausahaan dan kontribusi sosial kemasyarakatan ini juga mendorong tumbuhnya 2.500 wirausaha baru, dan membuka 100.000 lapangan perkerjaan
Penciptaan wirausaha baru dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan by design dan pendekatan fast track. Pendekatan By Design dilakukan melalui serangkaian kegiatan rekrutmen, pelatihan, magang, dan pemberian modal usaha sebelum orang menjadi wirausaha.
“Sedangkan, pendekatan fast track dilakukan melalui serangkaian kegiatan dengan pelatihan, inkubator, diiringi pemberian fasilitas peralatan produksi atau modal kerja,” rincinya.
Alumni tahun 1994 Universitas Balikpapan ini juga berkewajiban menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang aspiratif, berorientasi pada hasil, dan harus transparan serta akuntable.
Ia berpendapat, pengelolaan keuangan negara bukan semata-mata hanya pada masalah teknis akuntansi.Melainkan tetap menjaga transparansi dan akuntabilitas keuangan negara yang menjadi pertanggung jawaban moral pemerintah sebagai penyelenggara negara.
“Esensinya, penggunaan setiap Rupiah uang rakyat harus dipastikan sepenuhnya digunakan untuk kepentingan rakyat dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh rakyat, baik melalui APBN maupun APBD. Pertanggunganjawaban konstitusional terhadap rakyat dalam menggunakan uang milik rakyat,” tuturnya.
Dana-dana masyarakat dalam APBN dan APBD harus difokuskan pada belanja produktif yang mendorong ekonomi kerakyatan, baik berupa infrastruktur, pengentasan kemiskinan dan lainnya yang langsung berdampak pada masyarakat.
“Nantinya, Pemerintah Kabupaten Purbalingga akan terus menjaga komitmen untuk mengelola keuangan secara efektif, secara transparan, secara akuntabel dan berorientasi pada hasil. Saya tegaskan sekali lagi, bukan berorientasi pada prosedur, tapi berorientasi pada hasil. Prosedurnya mengikutinya, tapi orientasinya adalah hasil,” tegas Bapak dari Zulkifar Setyo Utomo dan M. Kabier Wahyu Mahardika.
Untuk diketahui, Agus Sarkoro telah memaparkan visi dan misi bakal calon Bupati Purbalingga tahun 2020-2024 dihadapan pengurus PKB, Gerindra, Demokrat, Nasdem, PAN, PKS, Hanura, Partai Berkarya, di kantor DPC PKB Purbalingga, Minggu (19 Januari 2020)