CILACAP – Memasuki usia ke-52 tahun, ibarat bintang, SMP Purnama 2 Cilacap sedang terang-terangnya. Sekolah sarat prestasi ini, kini jauh berbeda dibanding beberapa tahun yang lalu.
Setelah sukses dengan perhelatan akbar memperingati Tahun Emas SMP Purnama 2 Cilacap, dua tahun lalu, Selasa (8/12), sekolah yang berada di Jalan DI Panjaitan ini kembali menggelar pengajian akbar dengan mengundang ustadz kondang Habib Ahmad Al Habsyi dari Jakarta, sekaligus launching SMP Purnama 2 Boarding School dan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Daarul Murthado, yang berlokasi tepat di samping sekolah.
Helat tersebut dihadiri Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, Wakil Bupati Cilacap Akhmad Edi Susanto yang mewakili Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Samirun, Anggota DPRD Cilacap Taswan yang mewakili Ketua DPRD Cilacap Taufik Nurhidayat, para pejabat eksekutif maupun legislatif, ulama, tokoh agama dan tokoh masyarakat, pemuda, ibu-ibu kelompok pengajian, dan masyarakat umum.
Pengajian diawali dengan doa bersama oleh 17 kyai khos Cilacap, di antaranya tampak KH Sahlan Nasir, KH Imam Muddaris, dan KH Fuad Hasan. Dilanjutkan pidato Bupati Cilacap yang dibacakan Wakil Bupati Akhmad Edi Susanto, kemudian laporan Kepala SMP Purnama 2 Cilacap Rasmun Dwijo Waskito.
Yang menarik, dua pembawa acara pada saat Rasmun hendak menyampaikan laporan, menggunakan bahasa Inggris dan Jawa. Dan, saat itu, Rasmun langsung mengacungkan kedua jempolnya kepada dua anak didiknya tersebut, yang disambut tepuk tangan riuh pengunjung.
Dalam laporannya, Rasmun mengatakan bahwa mustahil SMP Purnama 2 yang kecil ini dapat menyelenggarakan acara yang besar jika tidak ada gotong-royong dari semua pihak.
“Mendirikan sekolah ini juga dengan gotong-royong,” katanya.
Untuk itu, pihaknya akan terus mempertahankan, bahkan memperkuat ciri khas SMP Purnama 2 sebagai sekolah berwawasan karakter bangsa.
Sementara Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko mengungkapkan bahwa perkembangan SMP Purnama 2 yang semakin pesat jangan sampai mengikis jati dirinya sebagai sekolah yang mencetak siswa-siswinya berbudi pekerti luhur.
Dia kemudian membedah makna teks Proklamasi yang dibacakan Soekarno pada saat proklamasi kemerdekaan, bahwa teks tersebut mengandung makna semangat, visi, dan perjuangan bangsa Indonesia hingga mencapai kemerdekaan.
Menurutnya, setelah Indonesia merdeka, yang dipikirkan kemudian oleh pemimpin bangsa ini adalah rakyat. “Bagaimana rakyat Indonesia bisa makan, karena tiap hari agar bangsa ini kuat maka harus makan. Maka dicetuskanlah pembangunan,” ucapnya.
Namun, setelah berjalan beberapa tahun, mengikuti kemudian adalah bagaimana bangsa ini pintar, dan bisa berdampingan dengan bangsa-bangsa lain di dunia, dicetuskanlah pendidikan.
Tentang hal itu, wagub menekankan bahwa program pemerintah saat ini yakni SD dan SMP menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota, SMA dan SMK oleh pemerintah provinsi, dan perguruan tinggi oleh pemerintah pusat bisa terwujud, maka kemandirian pendidikan akan terealisasi.
Selanjutnya, wagub secara resmi me-launching SMP Purnama 2 Boarding School yang ditandai dengan pembukaan selubung di atas panggung.
Sebagai pamungkas, Ustadz Habib Ahmad Al Habsyi dengan tausiyah-nya mengatakan, perubahan zaman saat ini lebih banyak mencetak anak-anak pintar tapi tidak benar, bukan mencetak anak-anak benar yang bisa dididik menjadi pintar.
“Dulu, anak-anak kalau dimarahi orangtuanya takut dan menundukkan wajah. Sekarang, anak-anak dimarahi justru orangtuanya dikuliahi,” katanya.
Melihat fenomena tersebut, Al Habsyi menekankan bahwa untuk mengubah mental anak zaman sekarang, orangtua jangan segan-segan memberikan pendidikan akhlak yang kuat sejak dini, agar anak-anak tahu fungsi dirinya.
“Sekarang kita sibuk mencetak anak pintar, tapi lupa mencetak anak yang benar,” tegas penulis buku Ada Surga di Rumahku itu.
Usai acara, kepada lintas24.com, Rasmun Dwijo Waskito menjelaskan, launching SMP Purnama 2 Cilacap Boarding School dalam rangka 52 tahun SMP Purnama 2 berdiri.
“Kami menjawab kebutuhan masyarakat saat ini dimana ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa dibendung perkembangannya,” katanya.
Namun, imbuhnya, character building ini fondasinya harus kuat. Mental anak-anak, akhlak anak-anak harus dipersiapkan sedini mungkin.
“Untuk ini kami menggandeng pondok pesantren, untuk memfasilitasi anak-anak yang kepengen memanfaatkan waktunya seoptimal mungkin untuk pengembangan diri. Jadi akhlaknya bagus, ilmu pengetahuannya bagus, insya Allah selamat dunia-akhirat,” ujarnya.
Terkait mauidhoh hasanah atau tausiyah Habib Ahmad Al Habsyi yang banyak menyinggung masalah pendidikan, Rasmun menandaskan bahwa ini merupakan bentuk fundamental pendidikan anak, yakni berangkat dari rumah tangga anak-anak bisa kita arahkan untuk menjadi anak-anak yang diharapkan oleh masa depan bangsa ini. Yakni berkarakter kuat, ilmu pengetahuan dan keterampilannya mentes.
“Jadi kecerdasan itu imbang antara intelektual, emosional, quotion, kecerdasan spiritualnya juga, kemudian kecerdasan sosialnya,” bebernya.
Tentang boarding school, dia menegaskan bahwa konsep tersebut sudah berjalan. “Jadi, anak-anak itu mondok, kemudian diberi pendidikan plus termasuk intensif empat bahasa yang kami canangkan, yakni bahasa Jepang, Inggris, Mandarin, Arab Terpadu (JIMAT),” katanya.
Bagi siswa yang tidak ingin mondok tidak masalah, dan oleh sekolah tetap akan difasilitasi.
Saat ini, kata Rasmun, pihaknya ternyata didekatkan dengan masjid yang akan segera dibangun. Bagi siswa nonmuslim pihaknya akan memfasilitasi melalui gurunya yang juga nonmuslim, seperti retreat.
“Bagi siswa muslim, ini suatu keistimewaan karena ada warga yang mewakafkan tanahnya untuk dibangun masjid, yang kebetulan berada di samping sekolah,” pungkasnya. (estanto)