Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah mencatat sebanyak 285 ribu jiwa di Jawa Tengah tercatat menjadi penyalahguna narkoba. Dari jumlah itu, sebanyak 24 persen merupakan pelajar dan mahasiswa, 59 persen pekerja, dan 17 persen pengangguran.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jateng, Brigjen Benny Gunawan, , Jateng menjadi urutan ke-5 sebagai provinsi dengan jumlah pengguna narkoba terbanyak di Indonesia. Karena, Jawa Tengah cukup strategis untuk peredaran narkoba. Sebab, Jateng menjadi daerah perlintasan dari Jawa Timur ke Jawa Batar dan Jakarta, dan sebaliknya.
“Jawa Tengah dengan penduduk 34,26 juta jiwa, ada sekitar 1,16 persen atau 285 ribu jiwa menjadi penyalahguna narkoba,” kata Benny dalam acara Talkshow Penguatan jejaring dan Kolaborasi Penanggulangan Napza tersebut di Gedung Adipura, Balai Kota. Rabu (2 Oktober 2019) Tegal
Dia menjelaskan, hampir semua lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia, penghuninya mayoritas tersangkut kasus narkoba. Jumlahnya rata-rata bisa lebih dari 60 persen.
“Jateng itu potensial (terpapar narkoba) karena pelabuhan banyak, dan transportasi mudah. Tadi saya tanya ke Kepala Lapas Tegal, katanya 65 persen penghuninya adalah kasus narkoba. Bayangkan, jika penghuninya 100 orang, maka ada 65 orang yang terpapar narkoba di sana,” ujar dia.
Karena itu, pihaknya kini tengah genjar keliling berbagai kota di Jateng untuk memberikan pemahaman tentang bahaya narkoba. Termasuk acara yang sedang digelar itu merupakan bentuk pencegahan yang dilakukan oleh BNNP.
“Ini adalah yang kedua kalinya setelah kemarin digelar di Solo. Selain itu kami juga melakukan ungkap kasus. Pada 2018 lalu kami ungkap lebih dari 10 kilogram sabu,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono yang hadir dalam kesempatan itu berpendapat, tidak ada daerah di Indonesia yang tidak terpapar narkoba. Termasuk di Kota Tegal.
“Data yang saya terima saat ini pengguna narkoba di Indonesia mencapai 4 juta orang. Jadi saya rasa tidak ada kota dan kabupaten di Indonesia yang bebas dari narkoba,” katanya.
Menurutnya, Kota Tegal menjadi rawan peredaran narkoba karena lokasinya yang strategis. Selain itu, banyaknya tempat hiburan dan karaoke di Kota Tegal juga berpotensi terhadap penyalahgunaan narkoba. “Meskipun sebenarnya tidak semua tempat hiburan itu identik dengan narkoba ya.”
Karena itu, dia meminta kepada pihak BNN untuk lebih gencar dalam memerangi narkoba. Agar Kota Tegal benar-benar bersih dari peredaran barang haram tersebut.
“Terutama terhadap anak sekolah. Apalagi kalau ada yang sudah pernah mencoba. Orang kalo sudah memakai walaupun pernah rehabilitasi, itu harus dipantau terus,” tuturnya