Jejak sejarah Purbalingga memang cukup mengagumkan. Dimulai sejak era purbakala, Hindu-Budha, Islam, jaman kolonial, sampai perjuangan kemerdekaan.
Baca Juga: Monyet Ekor Panjang Resahkan Warga Kadus I Desa Sidanegara Kaligondang
Pada era Hindu-Budha kita juga memiliki Prasasti Batu Tulis Cipaku dan Prasasti Bukateja yang menandakan kawasan di lereng timur Gunung Slamet itu penting pada era abad ke 5-8 Masehi.
Baca Juga: Ngaji Bareng: Melihat Perdikan Cahyana. Pusat Penyebaran Islam di Purbalingga
Hal itu diungkapkan Gunanto Eko Saputro penulis sejarah Purbalingga dalam acara Teras Budaya 2021 sebuah wadah diskusi yang bertajuk ‘Menumbuhkan Rasa” tentang sejarah dan budaya Purbalingga yang digagas oleh Gerakan Mahasiswa Purbalingga (Gemalingga), secara virtual, Sabtu (31 Juli 2021).
“Purbalingga mempunyai Situs Tipar di Desa Ponjen yang merupakan situs perbengkelan purba. Situs itu pernah diteliti Prof Harry Truman Simanjuntak Bapak Arkeologi Indonesia tahun 1983 dan masuk dalam Atlas Pra Sejarah Nasional sejajar dengan situs purbakala lainnya seperti Sangiran dan Trinil. Kalau bicara era sesudahnya ada Kadipaten Wirasaba yang eksis sejak jaman Majapahit,” katanya.