Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga menggelar workshop dan pentas teater. Kegiatan ini merupakan Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Baca Juga: Katasapa Purbalingga Sukses Gelar Teater
Baca Juga: Katasapa dan Harmoni Kerontjong Moeda Lolos Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan Kemendikbud

Ketua Katasapa Purbalingga, Ryan Rachman mengatakan, workshop dan pentas teater ini diajukan dalam program FBK bertujuan untuk menghidupkan teater di Purbalingga yang masih tertinggal dengan Kabupaten Banyumas.
“Kami ingin mengangkat tema cerita rakyat yang berkembang di Purbalingga dengan menggunakan bahasa penginyongan dan setelah workshop akan ada 10 kali pertemuan untuk persiapan pentas,” kata Ryan kepada media siber lintas24.com usai Pembukaan Workshop dan Pentas Teater di GOR Mahesa Jenar Purbalingga, Kamis (22 Oktober 2020).
Baca Juga: Katasapa Purbalingga Tularkan Ilmu Dalam Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah
Ia berharap dengan adanya Workshop dan Pentas Teater, kehidupan teater di Purbalingga akan semakin berkembang. Bahkan beberapa sekolah di Purbalingga sudah mulai ada teater yang dimainkan oleh para pelajar.
Baca Juga: Katasapa Purbalingga Meluncurkan Buku “Epitaf Tanah Perwira”
“Beberapa teater sekolah yang aktif seperti SMA Negeri 2 Purbalingga, SMK Negeri Kutasari, SMK Negeri 1 Purbalingga dan beberapa sekolah yang ada di Purbalingga sudah mulai mengembangkan teater sebagai ekstrakurikuler,” terangnya.
Ryan menjelaskan pada Workshop dan Pentas Teater kali ini diikuti oleh 40 orang peserta dari unsur pelajar atau mahasiswa dan dari masyarakat umum. Tidak semua peserta yang mengikuti ini berkecimpung di dunia teater atau pernah belajar teater, ada pula peserta yang baru kali ini mendapatkan materi tentang teater.
Acara ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga, Setyadi. Hari pertama workshop teater ini diikuti 40 peserta yang mendapatkan materi terkait penulisan naskah teater oleh Asa Jatmiko. Kemudian materi keaktoran oleh Apito Lahire, Artistik oleh Turah Hananto dan Penyutradaraan oleh Sosiawan Leak.
Comment